Lihat ke Halaman Asli

Saat Rencana Sungai yang Dinormalisasi BTP Disandingkan dengan Naturalisasi Anies

Diperbarui: 18 Oktober 2018   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber Gambar: Kompas.com)

Sebenarnya, Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta punya gagasan yang original juga dalam menata kota Jakarta. Ada banyak konsep yang di jelaskan kepada media, pasti bagus dan nyaris tidak mempunyai celah untuk dibantah.Dilansir laman Tirto.id (10/10/2019) disebutkan, Gagasan Anies Baswedan untuk membuat sungai di Jakarta seperti negara yang sudah mempraktek cara ini, salah satunya Singapura.

Dalam penjelasannya tersebut, Anies ingin sungai yang sudah dinormalisasi oleh Basuki Tjahaja Purnama dengan cara ini. Dimana pohon yang merambah tumbuh di sekitar bibir beton.

Namun perlukah Anies Baswedan mengungkap keinginannya tentang naturalisasi pada waduk dan tembok beton di pinggiran sungai yang sudah dinormalisasi oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini ?

Saya kira, ide dan keinginan Gubernur DKI Jakarta sah-sah saja untuk diberitahukan kepada masyarakat DKI Jakarta. Mungkin dengan di ungkapannya ide brilian yang menjadi keinginan Anies, bisa mengungah masyarakat DKI Jakarta menyadari, bahwa konsep yang di tawarkan sangat bagus. Saya kira, semua warga DKI Jakarta akan senang jika mengetahui pemimpinnya mampu bekerja untuk menuangkan konsep terbaiknya, apalagi sudah ada negara lain yang menggunakan.

Namun jika kita kembali ke permasalahan yang sebenarnya, dari sekian banyak ide brilian yang menjadi kebanggaan Anies Baswedan untuk Jakarta, Gubernur DKI Jakarta juga tidak bisa melupakan masalah yang sebenarnya yang sedang dihadapi Jakarta, yang juga sebagai Ibu kota Negara Republik Indonesia, penanganan banjirnya. Dengan metode apapun, jika sekiranya memang baik, saatnya memulai untuk mengerjakannya.

Jakarta Rawan Banjir

Dilansir laman Kompas.com Edisi 10/09/2018 berjudul 129 Kelurahan di Jakarta terancam banjir, tentu adalah pokok masalah inti yang lebih utama dalam prioritas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan jika ingin menunjukkan kinerjanya.

Mengutip keterangan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah menyebutkan, sebanyak 129 kelurahan di Jakarta yang terancam banjir pada musim hujan 2018/2019. Disebutkan, sedikitnya lima wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu memiliki 268 kelurahan. Dengan demikian, kelurahan yang rawan banjir itu mencapai sekitar 48 persen dari total jumlah kelurahan yang ada.

"Berdasarkan peta rawan genangan dari BPBD Provinsi DKI Jakarta, terdapat 129 kelurahan titik daerah rawan genangan yang menjadi fokus untuk penanganan banjir," kata Bambang di kantornya, Rabu (12/9/2018).

Tanpa bermaksud memuji program pemerintahan sebelumnya yang sudah dilakukan Basuki Tjahaja Purnama dalam memerangi langganan banjir. Ada banyak perubahan yang sudah dirasakan oleh masyarakat DKI Jakarta.

Pengalaman pribadi sebelum penulis memutuskan untuk pindah lokasi di kawasan yang lebih baik, suka duka saat merasakan dampak buruk dari banjir pernah juga dirasakan. Ketika menetap di daerah Kapuk di kawasan tertentu, meski tidak dalam kondisi hujan, saluran air dan got selalu tampak bewarna, akibat pencemaran limbah serta selalu tergenang air yang berbau menyenggat. Apalagi saat musim hujan tiba, luapan air di sekitaran jalan dipastikan akan menjadi langganan setiap tahun.

Galaknya Ahok dan Pembenahan Banjir di Daerah Kapuk

Anies Baswedan mungkin saja tidak ingin disamakan dengan Ahok dalam memimpin Jakarta. Apalagi jika di anggap meniru program yang sudah terbukti baik, yang sudah memberikan bukti bagi warga DKI, bisa jadi pertimbangan Anies untuk menghindari bilamana muncul ejekan yang mengatakan program ini atau itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline