Lihat ke Halaman Asli

Untuk: Pagi, Siang dan Malam

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

untukmu pagi

Menikmati sinar matahari yang ramah menyapa dari balik jendela.Tersenyum. Menatap hari dengan segala ceritanya.Secangkir kopi dan sekumpulan berita tersaji di depan mata. Apa yang akan terjadi dengan hidup hari ini??

Terdiam, menikmati setiap tegukan kopi yang mengalir di tenggorokan. Ada harapan dan doa untuk cerita hidup hari ini. Enyahlah segala ketakutan. Izinkan diriku berfikir untuk saat ini saja.Yang kuinginkan hanyalah kewajaran bukan pada apa yang indah-indah

Hari ini...pagiku berlalu. bergerak lebih cepat dari yang aku inginkan. Inginku berdiam lama menikmati pagi, tapi dunia memanggil namaku berkali-kali. Mengajakku mengarungi cerita siang hari dengan sebuah rencana yang tergambar pada selembar kertas.

untukmu siang

bergerak mengejar sang waktu. Meskipun waktu akan selalu menang dan tidak pernah kalah. Segenap energi silih berganti menggerakkan sendi-sendi tubuh. berjalan..berlari, berjalan dan berlari lagi. silih berganti ampai akhirnya lelah menyelimuti jiwa dan raga ini.

Menjadi manusia siang yang ingin membuktikan eksistensinya. Menantang dunia dan berkata: Aku mampu melakukannya. Terus bergerak dengan hari-hari yang berenergi. Ada semangat yang bergelora. Dunia sepertinya bersahabat kala itu.

Kembali kuberjalan dengan hentakan lemah. Terduduk di bangku-bangku kosong.Energiku raib ditelan waktu. Siang akan berlalu dan aku masih harus berjalan. Menghabiskan setiap detik yang tersisa. waktu menjadi harta yang begitu berharga. Tertinggal sepersekian detik berarti suatu kekalahan. Tidak ada terlihat wajah tersenyum, tidak ada kata sapa dari bibir. Melaju dan terus melaju kencang.Inikah hidup??

Senja menyapa dan siang pun memberi tempat kepada sang malam.

untukmu malam

Sendi-sendi serasa lepas dan tidak menemukan energinya. berlalu sejalan dengan masa dan lunglai di tengah tapal batas kesadaran. Padamu, aku menceritakan hari pagi dan hari siangku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline