Lihat ke Halaman Asli

Tulisanmu Dongenganmu

Diperbarui: 26 Agustus 2015   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Permisi,
hari ini kau menulis apa?
Apakah yang kau tuliskan itu sesuatu banget?
Atau,
jangan-jangan kau sedang menulis sebuah kisah tentang kegagalan yang berhasil
Atau,
ah, saya tak mau menuduhmu dengan kisah dongeng tentang dongengmu

Sampurasun,
bolehkah saya mampir sejenak melihat-lihat jendela hatimu ketika kau sedang menulis?
Siapa tahu saya bisa belajar menulis dongeng sebagaimana kelihaian kau bercerita dalam dongeng-dongengmu, dan
Siapa tahu pula saya bisa melampaui kemampuanmu berdongeng
Aduh,
maaf, saya hanya sekadar ingin berinteraksi dengan hatimu
Agar saya bisa menemukan kejujuranmu dalam berdongeng

Kulo nuwun,
wahai tuan pemilik hati, bolehkah saya mengetuk keras-keras pintu hatimu?
Bukan apa-apa, sepanjang siang dan malam kau belum juga keluar dari hati nuranimu
Pun, sesiang ini telah berlembar-lembar dongengmu menghampar kemana-mana
Ada yang tercecer, tersobek-sobek, bahkan ada pula yang termakan rayap
Saya bertanya-tanya, kenapa kau belum bangun dari dongengan-dongenganmu?
Tak jenuhkah hatimu bercerita dan berdongeng sesuatu yang bertentangan dengan hati nuranimu?

Wahai pendongeng sang peninabobo
Sudahlah,

CapingItem2020, 26 Agustus 2015

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline