Lihat ke Halaman Asli

Mediacaper

Professional Event Organizer

Peringatan Hari Perempuan Sedunia: Sejarah, Tantangan dan Transformasi di Indonesia

Diperbarui: 10 Maret 2024   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Warta Mataram

Peringatan Hari Perempuan Sedunia, yang jatuh pada tanggal 8 Maret, menjadi momen penting dalam perjalanan perjuangan hak-hak perempuan yang dimulai pada awal abad ke-20. 

Di New York tahun 1908, sekitar 15 ribu perempuan berkumpul untuk menuntut peningkatan upah dan jam kerja yang layak. Gerakan ini terus berkembang, dan pada tahun berikutnya, Partai Sosialis Amerika menetapkan Hari Perempuan Nasional. 

Pada tahun 1910, Clara Zetkin mengusulkan perayaan Hari Perempuan secara internasional di Konferensi Internasional di Kopenhagen, yang kemudian dirayakan di beberapa negara Eropa pada tahun 1911.

Pada tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi menetapkan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia, yang menjadi dorongan bagi gerakan perempuan internasional. Namun, di Indonesia, perjuangan untuk kesetaraan dan keadilan perempuan masih terus berlanjut, dengan Indonesia menempati peringkat ke-87 dari 146 negara dalam Indeks Kesetaraan Gender menurut Riset WEF/World Economic Forum, menunjukkan perlunya perjuangan yang lebih lanjut.

Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi politik Indonesia, dengan hasil pemilu yang dicemari oleh kecurangan besar-besaran. Oleh karena itu, peringatan Hari Perempuan Sedunia saat ini menjadi panggilan untuk mendukung upaya pemulihan demokrasi.

Sumber: Warta Mataram

Seiring dengan peringatan tersebut, diluncurkan Transformasi Perempuan Dotcom (TPDOTCOM), dengan fokus pada menciptakan masyarakat yang adil gender dan memiliki keterampilan digital untuk mendukung pembangunan ekonomi, hukum, dan sosial yang berkelanjutan. TPDOTCOM hadir sebagai respons terhadap meningkatnya kasus kekerasan digital, termasuk kekerasan seksual, bullying, perdagangan manusia, dan penipuan online, yang seringkali memengaruhi perempuan secara signifikan.

Selain itu, pada acara tersebut, buku "Beauty Menantang Kekuatan Memecah Kebisuan" juga diluncurkan, yang menyoroti perjuangan seorang aktivis perempuan dari NTB dalam mencari keadilan bagi korban kekerasan perempuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline