Lihat ke Halaman Asli

Evakuasi WNI Mesir, Salah Langkah Berakibat Fatal!

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12977930031481992366

Mengenai pemberhentian evakuasi, sedikit banyak dipengaruhi oleh pernyataan ATDIK KBRI Cairo yang memberitakan bahwa aktifitas perkuliahan dan proses belajar mengajar di Al-Azhar akan di mulai minggu ini tanggal 12 februari 2011. Dan saya sadari ternyata hal ini membuat kepanikan tersendiri bagi kawan-kawan saya yang ada di Tanah Air, heboh!

Adapun saya kemaren pagi-pagi ke kampus berniat untuk menanyakan kapan aktifnya kuliah, dan Su'un tullab bilang bahwa proses perkuliahan terutama dalam hal belajar mengajar akan diundur sampai minggu depan tanggal 19 februari 2011 sambil mengamati situasi dan keadaan ke depan. Ditambah lagi masih banyaknya demo yang terjadi karena tuntutan demonstran masih banyak yang belum terpenuhi.

Dari sini ATDIK sudah salah mengerti dalam pemberitaannya sekitar seminggu yang lalu di detik news. Disitu dinyatakan tanggal 12 februari aktifitas perkuliahan dibuka dan aktif kembali. Padahal itu pengumuman sudah ada sebelum ujian mengingat hari libur daur awal memang sampai tanggal 12 februari.

Yang perlu dicatat adalah tanggal 12 februari bukan keputusan Al-Azhar ketika ada konflik mesir meletus tanggal 25 januari sebagaimana dijelaskan diatas. Jadi ATDIK kurang teliti dalam membaca berita yang beredar di koran Mesir. Koran-koran Mesir sendiri tidak bilang seperti itu disaat konflik,  melainkan dari tanggal 12 akan diundur seminggu lagi mengingat konflik Mesir masih belom bisa diprediksi.

Baru-baru ini ATDIK mengklarifikasinya dengan pemberitaan bahwa Al-Azhar sendiri belum memastikan akan membuka perkuliahan minggu ini:

http://www.atdikcairo.org/info-pendidikan/info-aktual/483-al-azhar-belum-memastikan-akan-membuka-perkuliahan-pada-minggu-ini.html.

Ditambah lagi ada berita tentang tuntutan agar syeikh Azhar di minta mundur dari jabatannya oleh para demontrans:

http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=29510%3Asetelah-mubarak-sheikh-al-azhar-diminta-mundur&catid=26%3Ahead-line&Itemid=88

Setidaknya dari permasalahan sudah bisa dipahami bahwa Al-Azhar sendiri belom bisa memastikan untuk membuka kembali perkuliahan sampai kondisi di Mesir benar benar kondusif, terlebih dengan adanya masalah di dalam Al-Azhar sendiri.

Mari kita tengok kembali keputusan pemerintah RI  ketika menghentikan evakuasi WNI di Mesir dan memutuskan untuk pemulangan balik ke Mesir  bagi yang sudah terevakuasi dalam waktu 1 bulan. Hal ini mengindikasikan bahwa Mesir sudah kondusif. Dan ini bisa diartikan bahwa Mesir sudah aman menurut beberapa orang termasuk Pemerintah RI sendiri yang membaca atau melihat situasi ini melalui media. sementara dalam masa transisi ini warga Mesir menilai setidaknya butuh waktu sekitar 6 bulan paling cepat untuk kembali normal.

.

Mari kita tengok juga Negara tetangga kita Malaysia dalam mengambil kebijakan bagi warganya di Mesir yang sedang kuliah. Mereka memutuskan untuk mengevakuasi total dan men-tawaqquf-kan kuliah (berhenti setahun sampai tahun ajaran baru). Dan ini bukan keputusan yang mengikat, karena segelintir orang malaysia jg ada yang masih bertahan dan ingin kuliah. Dan itu sudah diuruskan oleh pejabat mereka disini ketika evakuasi besar-besaran berlangsung.

Dari sini, mari kita coba renungi kembali kenapa Malaysia lebih hati-hati dan teliti juga lebih bijak dalam menyikapi konflik Mesir bagi warganya yang menurut saya pribadi juga sangat tepat. Sementara Pemerintahan RI mengambil kebijakan seperti yang sudah tersebar di beberapa media saat ini yaitu menghentikan evakuasi dari mesir dan serta-merta sedang mengurus proses pemulangan kembali ke mesir dengan batas waktu 1 bulan terhitung sejak hari kedatangan di Tanah Air.

Ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi nanti jika Pemerintah RI dinilai tepat atau tidaknya dalam mengambil keputusan terkait evakuasi saat ini:

1. Evakuasi dari Mesir diteruskan dan proses pemulangan WNI ke mesir ditahan maka Pemerintah RI akan dianggap plin-plan terkait keputusannya.

2. Evakuasi dari Mesir dihentikan dan proses pemulangan dari indonesia dilanjutkan sementara konflik di mesir pecah lagi maka akan terjadi evakuasi ulang dari mesir baik yang belum di evakuasi atau yang sudah tiba kembali ke mesir. Dan itu akan memakan biaya yang lebih banyak lagi.

3. Evakuasi dari mesir dihentikan dan proses pemulangan dari indonesia ke Mesir dilanjutkan maka yang belum dievakuasi dan yang sudah kembali ke mesir dipaksa untuk bertahan terus di Mesir sampai konflik selesai walaupun proses kuliah belum tentu berjalan.

4. Evakuasi dari Mesir dihentikan dan proses pemulangan dari indonesia dilanjutkan sementara kuliah tetap dibuka berarti kita akan kuliah di tengah-tengah konflik sambil was-was.

5. Keadaan Mesir akan benar-benar kembali aman, kegiatan warga mesir dan WNI kembali normal, aman dan merasa nyaman. maka tentu saja inilah yang kita harapkan semuanya .

Dari sini saya akan bertanya kepada anda. Lebih cerdas mana Indonesia dengan Malaysia dalam menyikapi konflik mesir saat ini?

Lebih Cerdik mana? Lebih pandai mana? Dan lebih bijak mana?

Berikut ini saya sertakan link bagaimana kira-kira cara berfikir para pejabat RI kita:

http://politik.kompasiana.com/2011/02/07/evakuasi-mesir-satu-lagi-proyek-pencitraan-yang-gagal/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline