Lihat ke Halaman Asli

Usulan Solusi LPG (Elpiji) Versi Guyonan ala Warteg

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Para Guru atau Pendidik, termasuk orang2tua dimasa lampau sering menasehati :

"Kamu hati-hati kalau bicara, apalagi menunjuk atau bahkan menuduh. Lihatlah jari telunjukmu menuding, sementara 3 lainnya menunjuk dirimu sendiri...."

Jadilah sedemikian sulit rasanya untuk menunjuk hidung seorang Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat sebagai kurang wawasan, tidak punya solusi komprehensif atau kasarnya cuma kluthek di sekitar barang yg berkasus saja (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/30/21294673/Produsen.Tabung.Gas.Diawasi.Ketat-14).

Lha kamu sendiri ngapain ? Yaaa, Paling banter cuma nggrundel di dalam rumah sambil nonton layar kotak: Itu orang sekolahnya pasti tinggi banget ya ? makanya bisa punya jabatan segitu hebat....

Dan demikianlah kejadian miris kecelakaan LPG 3 kg yg selalu berlanjut. Jawabannya juga klise saja: "kalo dari pertamina pasti sudah diuji kelayakannya". Apa mau dikata, solusi nya belum ada yg jitu, selain daripada menawari/menyuruh masyarakat membeli utk mengganti produk bermasalah yg gratisan di SPBU. Ga salah kalo si mat kempot dari pulau garam ngomel :"dikasi, kok minta selamattt. ya ta' munggggkin ta' iye....."

Ada lagi yg bilang, mestinya pake pipa kayak ledeng, langsung ke rumah2...

Lha trus mbangun jaringannya pake duit siapa dan kapan???? Jawab si "paijo" tentu akan lebih spontan ketimbang si "paido" : "YA PAKE DUITNYA MBAHMU !!"

Jadilah muncul ide-ide ngawur. Apa nggak mungkin ya ? jaringannya dibuat secara parsial di tingkat RT/RW dalam bentuk percontohan dulu. Trus pasokan gasnya bukan lagi per tabung 3 kg, tapi per tangki kecil 3000 kg. Nanti kalo waktunya ngisi, ya Pak RT/RW yg koordinir pembelian. Kayak orang mbangun jalan tol gitu looo, sedikit...sedikit.... biar nanti lama2 kayak Autobahn di Jerman...

Kembali si "paido" njeplak (baca: nyeletuk): "Lha nanti kalo pembayaran nunggak, siapa yg mau nanggung urusannya ??? kalo gasnya macet gimana??? begitu juga kasus-kasus yg mungkin terjadi ??? meledak, jadi bom lagi, HAYOOO...". Jawab "paijo" : "SUDAH KUBILANG, BUKAN URUSANKU, ITU TANGGUNGANNYA MBAHMU, JADI YG MBAYAR YA MBAHMU!!! SEMUA URUSANNYA MBAHMU!!! "

Aduh...aduhhhh...malah bertengkar....

ya wes "Jo...Do..." kalian saatnya mandi sekarang, pergi saja sana ke kali-jo...do...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline