Lihat ke Halaman Asli

Ibu Susi, Menteri yang Terkenal

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sembilan hari sudah Indonesia memiliki Presiden dan Wakil Presiden yang baru, cukup telat sebenernya gw bikin postingan ini, cuma karena makin hari makin banyak orang yang posting, maka gw cukup tergelitik juga untuk mengomentari fenomena 'perang status dan opini di timeline Facebook' pasca pemilihan Presiden kali ini. Cuma yang gw heran, kali ini yang diusung bukan cuma opini publik tentang Presiden tapi juga Menterinya. Loh kok?

Susi Pudjiastuti namanya, dilihat dari namanya bisa ditebak kalau ibu yang satu ini berasal dari tanah Jawa. Banyak Netizen yang membuat status tentang beliau baru-baru ini. Gw sempet heran, sebenernya apa sih yang membuat wanita 49 tahun ini ramai diperbincangkan. Ternyata usut punya usut, beliau yang kini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menjadi terkenal karena tiga hal, yakni: merokok, bertato dan hanya lulusan SMP.

Sebenarnya banyak masyarakat Indonesia yang sama seperti bu Susi, ya merokok, ya bertato, lulusan SMP bahkan yang lulusan SD atau tidak sekolah dan buta hurup juga banyak. Kenapa yang jadi sorotan malah bu Susi ini? Jawabannya sederhana, karena beliau seorang menteri yang bertugas memberi suri tauladan baik bagi masyarakat, itu gambaran tugas beliau bila ditilik dari kacamata masyarakat Indonesia yang segalanya harus perfect. Jika hal tersebut dilihat dari sudut pandang manusia biasa, sama-sama warga negara Indonesia, apa hal tersebut tidak berlebihan? Berlebihan atau tidak, tentu kembali pada penilaian pribadi masing-masing.

Disini gw gatal kalau tidak mengomentari ketiga hal di atas, menurut pendapat gw sebagai rakyat biasa yang berusaha untuk melihat sesuatu seobjektiv mungkin, ketiga hal di atas gak perlu lah di bahas-bahas sampai bertengkar dengan teman karena hanya berbeda pendapat. Biar ga ngelantur kemana-mana maka gw kasih nomor aja masalahnya.

1. Bu Susi Menteri yang Merokok di depan Umum

kenapa memangnya kalau dia merokok di depan umum? bukannya banyak diantara kalian juga yang bahkan jelas-jelas merokok di depan hidung orang lain tapi tidak sampai dipergunjingkan seluruh Indonesia. Mungkin jawabannya begini "Lah kami kan bukan menteri, ga ada yang akan mempermasalahkan mau kami merokok di depan umum atau sambil bersembunyi di dalam lemari", mungkin masyarakat yang mengkhawatirkan nasib anak bangsa akan berkomentar begini "Kalau menterinya merokok, nanti generasi mendatang semuanya akan merokok dan tidak bisa dilarang karena mereka akan menjawab MENTERINYA AJA NGEROKOK". Jawab yang jujur ya, selama kalian di bangku sekolahan, emang kalian pernah denger yang namanya Menteri Kelautan dan Perikanan? Gw yakin, 90 % bakal ngejawab ga pernah denger. Inget nama wakil presiden aja udah untung, karena wapres kan ga sebeken presiden, itu juga mana mau peduli kalau foto kedua orang tersebut secara terpaksa harus dipajang di dalam kelas. Sampai umur gw yang udah seperempat abad ini, gw ga pernah apal nama menteri di kabinet Indonesia dan bidang apa yang mereka tekuni. Gw cm apal menteri-menteri yang terkenal karena ada aksinya seperti contohnya Tifatul Sembiring, mantan menteri Komunikasi dan Informatika yang sungguh gw ga ngerti malah bilang bahwa masyarakat Indonesia ga butuh koneksi internet yang highspeed; atau Roy Suryo yang terkenal berkat menganalisis video Alda Risma dan belakangan malah jadi menteri Pemuda dan Olahraga yang sangat gw yakini ga ada hubungannya sama sekali dengan informatika serta analisis gambar apa itu asli atau hasil rekayasa; Dahlan Iskan menteri BUMN yang membuka pintu tol Kuningan dan lain sebagainya.

2. Bu Susi Menteri yang Bertato

Kalian tahu Tora Sudiro? Berapa jumlah tatto yang dia punya? Puluhan sih katanya dan bahkan berniat nambah, tapi sampai sekarang belum pernah denger ada berita yang membahas bahwa Tora yang bertato puluhan tersebut membawa dampak dan image buruk bagi bangsa Indonesia. Kok bisa? Iyaaaaa, Tora kan bukan menteri. Hhhhhhh.. lagi-lagi. Mungkin harusnya bu Susi pakai baju dan celana panjang biar bisa menutupi tatto nya sehingga nanti orang-orang akan bertanya "Kok, bu Susi pakaiaannya panjang-panjang? Beliau kan gak berkerudung, jangan-jangan (maaf) korengan". Kalau begitu judulnya bukan menteri yang bertatto tapi menteri yang korengan, oh God.

3. Bu Susi yang Lulusan SMP

"Kalau menterinya cuma sampai SMP, gimana nanti anak-anak Indonesia semangat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, toh menterinya juga cuma sampai SMP". Cliche banget ya, sekarang komentarnya begitu karena lagi happening menteri yang lulusan SMP, dulu-dulu perasaan komentarnya begini "buat apa sekolah tinggi-tinggi, toh sarjana aja banyak yang nganggur?", terus sekarang masih ada ga yang menuntut ilmu sampai sarjana? Banyak, walaupun pada akhirnya mereka (yang belum beruntung) harus menelan pahitnya opini masyarakat yang mengatakan "Sarjana kok nganggur?" tapi anak-anak Indonesia ga lantas berhenti menuntut ilmu karena mereka ga bego, mereka sadar ilmu itu penting. Gw aja yang ibu nya lulusan SD dan bapak lulusan SMK, ga lantas songong ga mau sekolah atau lanjutin kuliah, makin banyak ilmu yang diserap maka makin terbuka jendela wawasannya.

Oia, dan yang terakhir katanya bu Susi ga berkerudung, kenapa memangnya? Kerudung bikin sholehah? Ga tuh, tolong mulai dari sekarang hentikanlah mengkotak-kotakan manusia berkerudung berarti sholehah, ga berkerudung berarti berakhlak buruk, "Cantik-cantik berkerudung kok akhlaknya bejat, buka aja kerudungnya kalau gitu", buanglah jauh-jauh paradigma begitu karena ga ada hubungan antara kerudung dengan akhlak, bukan kerudung yang dibuka tapi akhlak yang diperbaiki. Jika bu Susi belum berkerudung, doakan saja supaya beliau berkerudung, kalaupun tidak itu kan urusannya. Jadi urusan kalian itu kalau bu Susi melakukan sesuatu yang merugikan kita sebagai bangsa Indonesia, seperti contohnya Ratu Atut, berkerudung tapi kelakuannya goreng patut (tidak baik), lebih merugikan mana?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline