Lihat ke Halaman Asli

Hasthalaku di SMA Negeri 1 Surakarta: Apakah Berpengaruh dalam Kehidupan Bermasyarakat?

Diperbarui: 24 Oktober 2024   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster sekolah Adipangastuti SMAN 1 Surakarta. (Foto: Dok Imanuella Holy Namita)

SURAKARTA -- Sebagai salah satu pelopor sekolah Adipangastuti sejak tahun 2019, SMA Negeri 1 Surakarta telah menerapkan prinsip Hasthalaku dalam kegiatan belajar mengajar, yang memberikan dampak positif bagi warga sekolah, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

Hasthalaku merupakan sebuah prinsip pendidikan karakter yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan sehari-hari siswa dan karyawan di SMA Negeri 1 Surakarta. Hasthalaku diterapkan setiap awal tahun ajaran baru dengan tujuan membentuk karakter siswa, tidak hanya di sekolah tetapi juga dalam kehidupan sosial dan masyarakat. Namun, terdapat beberapa tantangan dalam penerapan Hasthalaku, terutama karena pengaruh lingkungan keluarga dan media sosial. Sekolah menerapkan Hasthalaku melalui kebiasaan sehari-hari, seperti menjaga etika dalam berinteraksi dengan guru dan teman sebaya. Siswa didorong untuk bersikap sopan, menghormati orang lain, dan mematuhi peraturan. Namun, efektivitas program ini sulit diukur karena pengaruh dari luar, seperti pola asuh keluarga dan perkembangan teknologi yang memengaruhi perilaku siswa.

Arni Ferra Sinatra selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Surakarta, mengatakan, 

"Hasthalaku itu nilai yang sangat baik untuk ditanamkan pada siswa. Tetapi, kita tidak bisa menutup mata bahwa peran keluarga juga sangat penting. Jika orang tua tidak mendukung nilai-nilai ini, maka siswa juga sulit menerapkannya di luar sekolah." (18/10/24) 

Alya Kusuma, seorang siswi kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta, juga menyampaikan pengalamannya dalam menerapkan Hasthalaku.

 "Di sekolah, kita diajarkan untuk selalu sopan dan menghargai orang lain. Tapi kadang susah juga, apalagi kalau di rumah tidak diajarkan hal yang sama. Media sosial juga sering banget bikin kita lupa sama nilai-nilai itu" (18/10/24) 

Pengaruh media sosial menjadi salah satu faktor yang mempersulit siswa untuk menerapkan Hasthalaku dengan konsisten. Tren dan gaya hidup di media sosial sering kali bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, sehingga siswa lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal dari luar.

Siswa yang berhasil menerapkan Hasthalaku terlihat lebih sopan dan beretika, baik di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Beberapa guru melihat bahwa siswa yang paham nilai-nilai ini cenderung lebih menghargai orang lain dan lebih siap menghadapi kehidupan sosial. Namun, untuk siswa yang belum terbiasa, pembentukan karakter memerlukan waktu dan perhatian lebih.

Ke depannya, sekolah berencana meningkatkan efektivitas penerapan Hasthalaku dengan memperkuat peran guru dalam mengawasi dan membimbing siswa. Guru diharapkan lebih aktif memberikan teguran dan bimbingan kepada siswa yang belum menunjukkan perilaku sesuai dengan nilai-nilai Hasthalaku. Selain itu, kerja sama dengan orang tua juga diperlukan agar nilai-nilai ini bisa diterapkan secara konsisten, baik di rumah maupun di sekolah.   

*)Reporter: Cantika Safiendy

*)Editor: Holy/Herlita/Yesyurun/Charlotte

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline