Lihat ke Halaman Asli

Ternyata Ada Kisah Kelam di Balik Keindahan Kebun Teh di Brebes, Jawa Tengah Ini Lho! Yuk Simak Kisahnya!

Diperbarui: 13 Oktober 2024   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesona Kebun Teh Kaligua (IG @diatrirr_)

Tahukah kalian jika Kabupaten Brebes, Jawa Tengah memiliki daerah kebun teh yang sejuk dan indah seperti di Puncak Bogor? Yap! Salah satu kabupaten di Jawa Tengah ini juga punya lho, Kebun Teh Kaligua namanya. Tetapi siapa sangka dibalik keindahan ini ada kisah kelamnya juga. Yuk kita simak kisahnya!

Kaligua merupakan sebuah pendukuhan kecil yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Daerah ini berada di lereng sebelah barat Gunung Slamet. 

Daerah Kaligua berada pada ketinggian antara 1.500-2.050 meter dari permukaan laut dan daerah ini beriklim basah. Keadaan tersebut sangat cocok untuk menjadikan daerah Kaligua sebagai daerah perkebunan. Maka Belanda mendirikan sebuah pabrik teh di daerah ini, yang pengelolaannya sekarang berada dibawah PTPN IX (Persero).

Pada tahun 1942 para tentara Jepang mulai menduduki wilayah Kaligua. Jepang pun langsung mengambil alih perkebunan teh Kaligua dari tangan Belanda. Pemindahan penguasaan perkebunan teh inilah yang menjadi awal berdirinya Gua Jepang. 

Setelah menguasai perkebunan teh Kaligua, Jepang membangun jalan raya dari Kecamatan Paguyangan menuju perkebunan teh Kaligua dengan mempekerjakan para buruh perkebunan teh dan masyarakat Desa Pandansari. Pembangunan jalan raya ini bertujuan agar memperlancar distribusi teh dan lalu lalang para karyawan perkebunan.

Gua Jepang atau dalam bahasa Jepang disebut "DoKutsu Nihon" ini berada di kawasan perkebunan teh Kaligua. Pembangunan Gua Jepang ini berada pada sebuah bukit di sebelah Timur Laut perkebunan teh Kaligua. 

Gua Jepang ini mulai dibangun pada tahun 1942. Tujuan dari pendirian gua ini adalah untuk dijadikan sebagai gudang senjata, tempat persembunyian, benteng perlindungan, markas, gudang senjata dan gudang makanan.

Tampak Depan Gua Jepang (dokumen pribadi)

Pembangunan Gua Jepang ini menggunakan tenaga para penduduk sekitar Desa Pandansari. Selama pembangunan gua ini setiap harinya terdapat 50 sampai dengan 70 orang yang bekerja secara paksa membangun gua ini yang diatur dan dijaga oleh tentara Jepang yang jumlahnya tidak lebih dari 6 orang tentara dengan 2 orang komandan. 

Selama pembangunan gua ini para pekerja hanya mengandalkan alat pahat sebagai alat utama mereka dalam bekerja serta obor sebagai satu-satunya alat penerangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline