Nama : Cantika Intania Puti
Nim : 43222010013
Nama Dosen : Apollo, Prof . Dr, M.Si.Ak
Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi Dan Etik
Diskursus Kepemimpinan Sarat Wedotomo KGPAA Mangkunegara IV Dalam Upaya Pencegahan Korupsi
APA ITU ?
KGPAA Mangkunegara IV, juga dikenal sebagai Sri Mangkunegara IV, adalah seorang tokoh sejarah yang dikenal memerintah Kesultanan Mangkunegara, sebuah kerajaan kecil di Jawa Tengah, Indonesia. Ia memerintah dari tahun 1881 hingga 1896.
Sarat Wedotomo adalah seorang panglima perang di Mangkunegaran dan memegang peranan penting pada masa pemerintahan Mangkunegara IV. Dia membantu menjaga stabilitas dan keamanan kerajaan.
Namun, penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengetahui lebih jauh kisah kepemimpinan Sarat Wedotomo dan peran spesifiknya di pemerintahan Mangkunegara IV. Sejarah daerah yang demikian banyak dijumpai pada arsip-arsip sejarah, buku-buku sejarah atau sumber-sumber lain yang berkaitan.
Mangkunegara III meninggal pada tanggal 27 Januari 1853, digantikan oleh adik sepupunya KPH Gandakusuma yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV. Ayahnya bernama KPH Adiwijaya I, putra Raden Mas Tumenggung Kusumdiningrat, sedangkan ibunya bernama RA Sekeli, putri KGPAA Mangkunagara II. Ia dilahirkan pada tanggal 3 Maret 1811 dengan nama RM Sudira.
Pada masa pemerintahannya, Mangkunegara IV mendirikan pabrik gula di Colomadu dan Tasikmadu. Pabrik Gula Colomadu didirikan pada tahun 1861 di Malang Jiwan, sebelah barat Mangkunegaran. Pabrik Gula Tasikmadu didirikan pada tahun 1871 dan terletak di sebelah timur Mangkunerakan yaitu di Karanganyar. Kedua pabrik gula yang didirikan oleh Mangkunegara IV ini berperan penting dalam perkembangan produksi gula Jawa saat itu.
Ia juga menginisiasi pembangunan Stasiun Solo Balapan sebagai bagian dari pembangunan Kereta Api Solo-Semarang. Stasiun Balapan terhubung di titik-titik strategis yaitu Stasiun Purwosar, Sriwedar dan Jebres. Stasiun-stasiun tersebut dihubungkan oleh jalur kereta api yang melewati pusat kota. Mangkunegara IV juga menugaskan penulisan sekitar 42 buku, termasuk Serat Wedhatama, Tripama dan komposisi gamelan. Salah satu gubahannya yang paling terkenal adalah Ketavang Puspawarna. Boleh dikatakan pada masa Mangkunegara IV, Mangkunegaran berada pada puncak kejayaannya. Beliau dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 3 November 2010 oleh Pemerintah Republik Indonesia. Mangkunegara IV meninggal pada tahun 1881 dan dimakamkan di Astana Girilayu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Sarat Wedotomo, atau biasa disapa Raden Sarat Wedotomo, adalah salah satu tokoh penting dalam pemerintahan KGPAA Mangkunegara IV Kesultanan Mangkunegaran Jawa Tengah, Indonesia. Ia merupakan seorang panglima perang dan pejabat tinggi pada pemerintahan Mangkunegara IV. Meskipun rincian isi Sarat Wedotomo tidak saya ketahui secara pasti, panglima perang seperti dia umumnya bertanggung jawab atas keamanan, pertahanan, dan stabilitas kawasan.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai peran dan kontribusi khusus Sarat Wedotomo pada masa pemerintahan Mangkunegara IV, mungkin Anda perlu melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sumber sejarah, literatur terkait, atau mendiskusikannya dengan pakar sejarah Jawa Tengah.
Sarat Wedotomo alias Raden Sarat Wedotomo adalah seorang tokoh penting dalam pemerintahan KGPAA Mangkunegara IV di Kesultanan Mangkunegaran. Namun, rincian spesifik tentang apa yang disebut saratandquot atau klaimnya dalam konteks sejarah tidak banyak terdokumentasi dalam sumber-sumber publik yang saya ketahui sebelum tahun 2022. Sarat Wedotomo dikenal sebagai panglima perang dan pejabat tinggi di Mangkunegaran, namun informasi yang lebih tepat mengenai peran dan kualifikasi spesifiknya hanya dapat diperoleh dari sumber lokal. sumber sejarah atau dokumen tertentu yang mungkin belum tersedia secara luas. Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau berkonsultasi dengan sejarawan lokal.
Serat Wedhatama mahir berbahasa gaul luhur dan bahasa gaul yang mengandung konsep ketuhanan, kemasyarakatan, dan kemanusiaan. Konsep ketuhanan dirumuskan dengan menggunakan ungkapan keagamaan ageming aji. Perwujudannya melalui empat tahap, yaitu
1. pemujaan badan,
2. pemujaan penciptaan,
3. pemujaan jiwa, dan
4. pemujaan rasa.
Serat Wedhatama memuat lima tembang macapat (puisi tradisional Jawa) yang berjumlah 100 phuma (bait).
Berikut rincian dan urutan lagu macapati yang terdapat dalam Serat Wedhata.
Bankir (14 boneka, 1-14)
Sinom (18 tunggul, 15-32)
Pocung (15 pupuh, 33-47)
Gambuh (35 pupuh, 48-82)
Kinanthi (18 Lagu, 83-100)