Kabar yang mengkhawatirkan telah menyebar di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ratusan balita di wilayah tersebut terpapar dengan Flu Singapura sejak awal tahun 2024 hingga Mei 2024. Sebanyak 226 kasus telah tercatat, dengan mayoritas penderitanya adalah anak-anak berusia 1 hingga 5 tahun. Penyakit ini disebabkan oleh virus Enterovirus yang menyerang tangan, mulut, dan telapak kaki, dan gejala yang muncul biasanya mirip dengan sariawan, bintik-bintik kemerahan pada tangan dan kaki.
Flu Singapura adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus enterovirus, terutama virus coxsackie. Penyakit ini menyerang anak-anak dengan gejala demam, ruam di tangan dan mulut, serta adanya sariawan pada mulut penderita. Gejala ini biasanya terlihat pada anak-anak di usia 5-10 tahun, sedangkan pada orang dewasa gejala tersebut sering kali hanya ringan dan tidak terlalu diperhatikan.
"Ada 226 kasus Flu Singapura, kabanyakan balita," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Rita Wahyuningsih, Kamis (30/5/2024).
Flu Singapura disebabkan oleh virus bernama Enterovirus yang menyerang tangan, mulut, dan telapak kaki. Gejala yang muncul pada penderita biasanya mirip dengan sariawan di mulut, bintik-bintik kemerahan pada telapak tangan dan kaki, yang kemudian melepuh. Penyakit ini umumnya diawali dengan demam, batuk, dan sakit tenggorokan biasa.
Flu Singapura pada bayi ditandai dengan demam disertai ruam dan luka lepuh di mulut, lidah, serta telapak tangan dan kaki. Bayi yang terinfeksi virus ini lebih rentan terkena dehidrasi dan komplikasi, sehingga perlu penanganan yang tepat. Gejala flu Singapura pada bayi biasanya terjadi secara bertahap. Awalnya, bayi mengalami demam, kemudian muncul sakit tenggorokan, dan setelahnya muncul ruam merah di telapak tangan dan kaki. Bayi yang terinfeksi juga biasanya menangis terus, tidak mau menyusu, dan mengalami sakit tenggorokan yang sulit ditenangkan.
Meskipun Flu Singapura tidak mematikan, kewaspadaan tetap diperlukan untuk memeranginya. Penyakit ini umumnya diawali dengan demam, batuk, dan sakit tenggorokan biasa. Jika kondisi tubuh penderita baik, penyakit ini sembuh dengan sendirinya dalam waktu maksimal 10 hari. Namun, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk area bermain anak, sangatlah penting karena virus ini belum memiliki vaksin.
Oleh karena itu, jika anak mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, orang tua diimbau untuk segera membawa mereka ke rumah sakit, fasilitas kesehatan, atau puskesmas.
"Pada minggu ke-17, jumlah penderita di Jember cukup meningkat, namun menginjak minggu ke-20, kasusnya mulai berangsur menurun," ungkapnya. Kepala Staf Medis Anak RSU Soebandi Jember, Gebyar Tri Baskoro, menambahkan bahwa terdapat setidaknya dua hingga tiga anak yang mendapatkan penanganan medis karena terserang Flu Singapura atau HFMD. Orang tua diimbau untuk segera membawa anak-anak yang mengalami gejala seperti di atas ke rumah sakit, fasilitas kesehatan, atau puskesmas.
"Sejauh ini mereka dapat sembuh dengan cepat karena kesadaran orang tua untuk segera meminta tindakan medis. Virus ini belum memiliki vaksin, sehingga kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk area bermain anak, sangatlah penting," katanya.
Untuk mencegah penyebaran virus, orangtua perlu memperhatikan kesehatan anak, termasuk waktu tidur dan asupan makanan, selama masa mudik Lebaran. Dalam hal ini, persiapan matang sangat diperlukan agar anak tidak rewel dan tetap sehat selama perjalanan. Jika bayi mengalami gejala flu Singapura, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan menghindari komplikasi. Dengan penanganan yang tepat, bayi biasanya dapat sembuh sendirinya dalam beberapa hari.
Dalam situasi yang mengkhawatirkan ini, warga Jember harus tetap waspada dan memantau kondisi kesehatan anak-anak mereka. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk area bermain anak, serta tindakan cepat dari orang tua untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan saat gejala muncul, sangatlah penting dalam mengatasi penyebaran Flu Singapura di wilayah tersebut. Dengan kerjasama semua pihak, diharapkan penyebaran virus ini dapat diminimalisir dan kesehatan anak-anak dapat terjaga dengan baik. Tetap waspada, jaga kebersihan, dan segera cari pertolongan medis jika diperlukan, sehingga kita dapat melindungi generasi muda dari ancaman penyakit ini.