Lihat ke Halaman Asli

Melestarikan Budaya Bali melalui Lomba Nyurat Lontar

Diperbarui: 24 Oktober 2024   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singaraja, 14 Oktober 2024. Cantika Dwi Kristina. 

Singaraja, Senin 14 Oktober 2024 merupakan hari pelaksanaan di adanya lomba Nyurat Aksara Bali di Gedung Sasana Budaya Singaraja tingkat SMK/SMA sebali dan memperebutkan Piala Bergilir Rektor Undiksha.

 Lomba ini diadakan sebagai salah satu kegiatan dalam acara Festra (Festival Bahasa dan Sastra) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha.

 Lomba ini merupakan Lomba yang selalu di adakan setiap tahun oleh panitia penyelenggara. Tema dari lomba ini yakni "BASA LAN SASTRA RING KEBHINEKAAN KAKUUB JAGAT" yang diharapkan dapat melatih semangat generasi Muda untuk melestarikan budaya Bali.

Tujuan diadakan Lomba Nyurat Lontar Aksara Bali yakni untuk melestarikan Budaya Bali di era saat ini. Terutama untuk generasi muda di era digital ini pastinya banyak yang tidak terlalu tertarik dengan kegiatan tersebut. Jadi dengan diadakannya kegiatan Lomba Nyurat Lontar ini diharapkan semua orang dapat ikut berpartisipasi dalam melestarikan Budaya Bali. 

Lomba ini diikuti oleh siswa SMA/SMK seBali dengan jumlah peserta 49 siswa. Peserta yang mengikuti lomba merupakan siswa terbaik dan sudah mendapatkan pelatihan menulis atau nyurat lontar aksara bali di sekolahh masing-masing dan terlihat jelas antusias dari siswa yang ingin mengikuti Lomba Nyurat Lontar seBali. Semua peserta menggunakan pakaian adat bali sebagai ciri khas adat Bali. 

Acara ini di mulai dari pagi hingga acara selesai sampai pengumuman juara dan menyerahkan Piala bergilir kepada sekolah yang menjadi juara pertama.

Di bandingkan tahun sebelumnya, acara ini di laksanakan di Auditorium Undiksha tetapi tahun ini di adakan di Gedung Sasana Budaya. Banyak kekhawatiran yang di rasakan oleh penyelenggara atau panitia karena ruangan terbuka ditakutkan siswa kurang fokus saat lomba berlangsung tetapi ada baiknya juga sebab Gedung Sasana Budaya yang terbuka sehingga Masyarakat luar dapat menyaksikan secara langsung kegiatan lomba tersebut, seperti yang di ucapkan oleh salah satu panitia penyelenggara.

"Tahun lalu pesertanya 43 siswa sedangkan sekarang menjadi 49 peserta. Lalu di naskahnya tahun lalu itu menggunakan naskah yang ada di Buku Kawin Sastra sedangkan sekarang menggunakan naskah Satwa yang di ambil dari Buku Tantri.

 Untuk Lokasi juga berbeda, untuk tahun lalu di Auditorium Undiksha tetapi karena sedang di gunakan untuk urusan yang lebih penting jadi kami memilih Gedung Sasana Budaya" ucap salah satu panitia yakni Dian Mahasiswa Semester 5. 

Singaraja, 14 Oktober 2024. Cantika Dwi Kristina. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline