Lihat ke Halaman Asli

Canny Alfianita

Sangat suka dengan hal yang berbau dengan public relation, make up, makanan, dan Kpop

PLN Bagi-bagi Uang Rp760.000? Benar Enggak Sih?

Diperbarui: 8 Mei 2022   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemarin nih pas abis lebaran banget, saya mendapat broadcast dari ibu dan ayah saya di whatsapp. Isi broadcastannya itu tentang PLN yang bagi-bagi uang RP 760.000 kepada netizen yang mengisi link survey yang ada pada pesan yang dibroadcast tersebut. 

Pesan pada broadcast tersebut terdapat link yang harus dibuka oleh siapapun yang mendapatkannya. Saat saya mencoba membuka link tersebut, saya diarahkan untuk mengisi survey dan menjawab beberapa pertanyaan. Pertanyaan pada survey tersebut ada 4, diantaranya pertanyaan adalah 'Apakah mengetahui PLN atau tidak?' lalu ada pertanyaan tentang umur, dll. Siapapun yang membuka link tersebut harus menjawab pertanyaan tersebut. Dan diakhir saat telah menjawab pertanyaan keeempat, kita disuruh untuk memilih kotak gift. Disediakan 9 kotak gifts dan kita harus memilih salah satunya. Untuk memilih gift tersebut diberi 3 kali kesempatan. Kalau kita memilih kotak gift yang betul, akan keluar gambar uang dan confetti. Tapi untuk mendapatkan uang tersebut ada syaratnya, yaitu harus memberi tahu ke 5 grup dan 20 teman di whatsapp. Syarat lainnya adalah masukkan alamat pengisi survey tersebut dan menyelesaikan registrasi, dan uang akan di distribusikan selama 5-7 hari.

Hal seperti ini sudah banyak sekali terjadi di Indonesia. Banyak pesan broadcast yang menyebar di whatsapp dan aplikasi sosial media lainnya, dan biasanya diiming-imingi akan mendapatkan sejumlah uang. Hal seperti ini dikarenakan kurangnya literasi media sosial pada masyarakat. Menurut Kominfo, masyarakat perlu sekali literasi media sosial.

Menurut Niken saat ditemui di Jakarta, masyarakat perlu literasi media sosial. "Perlu adanya proses literasi media sosial ke seluruh lapisan masyarakat baik itu pelajar dan mahasiswa maupun masyarakat umum, karena jika salah menggunakan data pribadi kita bisa disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Dengan lebih menyaring informasi yang ada di media sosial kita bisa mendapatkan konten-konten positif yang membawa manfaat bukan saja bagi kita sendiri, tetapi juga bagi komunitas, bangsa dan negara." ujarnya. 

 Pasalnya, media sosial sekarang ini banyak dipenuhi dengan kebencian-kebencian berdasarkan SARA, dan konten-konten negatif yang tidak seharusnya dibaca lainnya. Internet sendiri juga bisa diibaratkan sebagai pisau bermata dua, karena memungkinkan untuk masyarakat berkomunikasi dan berinteraksi secara cepat, namun di sisi lain sosial media juga membawa dampak negatif untuk memudahkan dalam menyebarkan informasi-informasi hoax, ujaran kebencian terhadap suatu pribadi atau kelompok, pemutar balikan fakta yang ada, provokasi, serta hal-hal yang berkaitan dengan SARA, terorisme, dan hal-hal negative lainnya yang sangat merugikan banyak pihak.

Oleh karena itu, kita sebagai orang awam, masyarakat yang berilmu harus banyak literasi media sosial supaya tidak menambah informasi-informasi hoax dan menghentikan informasi hoax yang ada supaya tidak ada lagi korban informasi hoax tersebut dan hal-hal merugikan lainnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline