Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Menetralkan Perbedaan dan Perselisihan dengan Pendekatan Pemikiran Imam As-syafii

Diperbarui: 12 Agustus 2021   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Geron Dison/Unsplash)

Perbedaan memang realitas, faktual dan tak bisa ditolak. Dalam istilah agama Islam hal itu disebut sunatullah. Artinya sudah menjadi ketetapan dan takdir Allah perbedaan itu ada.

Dengan demikian menolak perbedaan berarti melawan takdir Allah atau mengingkari Sunnah nya. Karena dibalik perbedaan terdapat tanda-tanda kebesaran Ilahi Rabb.

Mari melihat sepotong Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikut:

"Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat)," (QS. Hud 11: Ayat 118).

Lalu ayat berikut nya:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat (keputusan) Tuhanmu telah tetap, "Aku pasti akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." (QS. Hud 11: Ayat 119).

Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat di atas maksudnya, perselisihan masih tetap ada di kalangan manusia dalam masalah agama, dan akidah mereka menjadi terbagi ke dalam berbagai mazhab dan pendapat.

Ikrimah mengatakan bahwa mereka masih tetap berselisih pendapat dalam hal petunjuk.

Namun Al-Hasan Al-Basri mengatakan, mereka berselisih pendapat dalam masalah rezeki; sebagian dari mereka menguasai sebagian yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline