Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Covid-19, Ancaman Krisis Ekonomi dan Perubahan Psikososial

Diperbarui: 27 Maret 2020   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tekanan psikologis (rencongpost.com)

Covid-19 benar-benar bukan sekedar virus biasa. Keganasan daya bunuhnya mampu menebar rasa takut luar biasa. Buktinya, kini masyarakat dunia menjadi sangat phobia terhadap wabah coronavirus yang ditemukan di Tiongkok itu.

Karena sangat ganas, tentu saja siapapun ingin negaranya terbebas dari COVID-19. Sehingga masing-masing negara pun melakukan berbagai upaya dan strategi agar warga negaranya tidak menjadi korban atau menjadi pasien serangan virus berbahaya tersebut.

Ada negara yang menerapkan strategi menutup secara total seluruh akses keluar masuk. Ini artinya negara menutup pintu keluar/masuk terhadap aktivitas apapun yang diduga bisa menjadi jalur penyebaran virus dari hewan liar itu atau lebih dikenal dengan virus corona.

Lockdown, adalah model strategi secara ketat mengontrol pergerakan manusia dan lalu lintas interaksi sosial, bisnis, bahkan perilaku masyarakat di sebuah wilayah/negara.

Kebijakan lockdown memang sangat efektif untuk menghadang dan memutuskan rantai penyebaran corona. Sebab cara ini benar-benar melakukan isolasi total terutama akses dengan dunia luar. China termasuk salah satu negara yang menerapkan strategi ini dalam mengatasi wabah corona.

Sedangkan beberapa negara lain tidak mengikuti langkah negeri tirai bambu tersebut. Misalnya Indonesia.

Indonesia yang tadinya sedikit santuy (bahasa santainya anak jaman now) dalam mengantisipasi "impor" virus corona dari China. Bahkan Presiden Jokowi terlihat sangat tenang dan tidak nampak kekuatiran akan masuknya endemi corona ke Indonesia.

Bahkan di media online dan media sosial beredar ucapan Jokowi yang dikutip oleh para jurnalis dengan sangat optimis mengatakan bahwa virus tersebut tak akan masuk ke negara kita.

Sehingga sikap pemerintah dalam merespon rasa takut masyarakat tersebut justru dengan menolak strategi lockdown. Mengingat saat itu kondisinya masih relatif tidak terdampak.

Hanya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang saat itu terlihat lebih agresif dalam mengantisipasi wabah corona dengan membuat beberapa kebijakan ekstrem. Seperti menunda Ujian Nasional, bahkan menutup sekolah-sekolah seluruh Kota Jakarta. Bahkan akan segera lockdown.

Kondisi per hari ini jumlah orang yang terpapar virus corona di tanah air terus terjadi peningkatan dari waktu ke waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline