Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Cara Praktis Mengelola Keuangan Pribadi

Diperbarui: 23 Juni 2019   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mengelola keuangan (Dok. HaloMoney.co.id) | Kompas.com

Banyak tokoh yang menjadi inspirasi hidup karena pengalaman hidupnya yang mengajarkan kita tentang makna hidup. Sebut saja Merry Riana, Billy Boen, Yoris Sebastian, adalah tokoh muda Indonesia yang berhasil dalam pekerjaan mereka.

Di usia muda, mereka sudah memperoleh penghasilan yang jumlahnya tidak sedikit. Rahasianya yaitu kerja keras, ketekunan, pantang menyerah, dan terus belajar.

Tentu di sekitar kita masih banyak sosok yang menjadi panutan karena keberhasilan mereka dalam hidup mereka. Ada pembersih kantor yang menjadi pegawai kantor, supir yang menjadi pengusaha, dan lain sebagainya.

Selain kerja keras, rahasia lainnya agar menjadi sukses adalah keterampilan dalam mengelola keuangan. Kerja keras tanpa diimbangi dengan keterampilan mengelola keuangan dengan baik adalah mustahil.

Kerja keras akan sia-sia jika tidak diimbangi dengan kemampuan mengelola keuangan. Lantas mengapa kita harus mengelola keuangan? Bagaimana caranya?

Pada dasarnya semua manusia membutuhkan uang untuk digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup mereka. Namun pada umumnya manusia membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang diinginkannya. Oleh karena itu kita perlu belajar membedakan keinginan dan  kebutuhan, serta memprioritas uang kita untuk sesuatu yang merupakan kebutuhan kita.

Seorang bijak pernah berkata, dalam diri manusia terdapat naluri untuk mengingini lebih, lebih, dan lebih lagi. Kita cenderung ingin membelanjakan lebih dari yang kita perlukan. 

Saat kita mengutamakan keinginan, maka kita menjadi cenderung boros. Sementara kalau kita membeli kebutuhan saja, maka kita akan menjadi hemat, dan tepat sasaran.

Untuk mengatasi keinginan yang banyak kita perlu memperbesar rasa syukur dan mencukupkan diri agar dapat meredam keinginan dan lebih mengutamakan kebutuhan. Itulah kuncinya.

Jadi kebutuhan itu ada batasnya, artinya jika sudah terpenuhi kebutuhan tersebut maka akan berhenti. Sedangkan keinginan itu lebih tidak terbatas karena selalu muncul dan menggoda.

Kita perlu terus mensyukuri apa yang dimiliki dan mencukupkan diri dengan apa yang dimiliki. Ini adalah kunci utama untuk meredam keinginan untuk terus memiliki sesuatu di luar kebutuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline