Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Mengapa Komunikasi Karyawan Sangat Penting?

Diperbarui: 18 Februari 2019   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepuasan kerja itu sangat erat kaitannya dengan pengetahuan dan pemahaman pimpinan dalam menjaga komunikasi karyawan (sumber: pexels.com)

Pengalaman memperlihatkan bahwa meskipun komunikasi lewat media cukup baik dan penting, seperti menggunakan Whatsapp, Telegram, Media chating, tetapi komunikasi tatap muka secara langsung (face to face communication) tetap saja lebih unggul.

Karena dengan komunikasi secara langsung antar komunikan dapat melibatkan emosi mereka dan mengekspresikannya secara nyata. Sehingga akan terbangun suasana yang hangat, akrab, dan antusias di antara mereka.

Komunikasi karyawan telah berkembang pesat hingga sekarang ini, wadahnya tidak hanya terbatas pada media berbasis kertas seperti majalah internal, tabloid, jurnal, dan pamlet yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sifatnya satu arah tersebut.

Namun kemajuan teknologi informasi telah ikut memberikan pengaruh terhadap berkembangnya media komunikasi karyawan lainnya yang bersifat dua arah atau timbal balik, seperti interkom, telephon, internet, dan media video call.

Pada zaman sebelum itu dan mungkin saat ini masih ada sebagian perusahaan yang menerapkannya yaitu komunikasi karyawan dengan penerbitan jurnal internal. Pemikiran bahwa wujud komunikasi di dalam jurnal internal selalu merupakan komunikasi ke bawah.

Artinya hanya berisi pesan dan instruksi dari atasan kepada bawahan saja. Pola komunikasi model ini sudah dianggap ketinggalan zaman.

Jurnal internal, koran perusahaan atau apa pun namanya, semakin lama semakin independen. Setiap pembaca diundang untuk menyatakan pendapatnya secara jujur, meskipun hal itu berupa kecaman terhadap organisasi atau perusahaannya sendiri.

Fungsinya telah bergeser secara signifikan dari corongnya pihak manajemen menjadi forum diskusi para staf. Wujud komunikasi yang dikandungnya pun menjadi dua arah. Inilah era komunikasi karyawan yang bersifat terbuka, partisipatif, dan tidak melihat bawahan hanya sebagai alat pencapaian tujuan organisasi.

Pada banyak organisasi pola komunikasi karyawan yang hanya menggunakan pendekatan satu arah atau hanya propaganda pimpinan sudah ditinggalkan oleh para manajer berpikiran maju. Meskipun di beberapa kasus masih terdapat manajer dengan pola pikir kuno dan ketinggalan dan cenderung melihat dirinya sebagai "raja" yang perkataannya tidak boleh dibantah.

Perkembangan berubahnya pola komunikasi karyawan dan pimpinan perusahaan atau organisasi didorong adanya ketentuan hukum yang mengharuskan pihak manajemen untuk lebih terbuka dan informatif kepada semua karyawannya.

Ketentuan ini sendiri antara lain bertolak dari kenyataan bahwa sebagian besar pemogokan atau unjuk rasa karyawan bersumber dari desas desus yang berkembang sebagai akibat dari ketertutupan pihak manajemen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline