Salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan-pelatihan vokasi yang sudah sejak lama diakui dunia adalah Jerman. Di negara tersebut pendidikan vokasi menjadi tulang punggung pembangunan industri. Bahkan sumbangan pendidikan vokasi bagi pertumbuhan ekonomi Jerman cukup signifikan dalam kaitannya dengan output industri.
Untuk menghasilkan lulusan pendidikan vokasi yang mumpuni, maka harus dipastikan kurikulum yang dijalankan memungkinkan mahasiswanya melakukan lebih banyak praktik dan melakukan program magang langsung ke industri-industri bukan memperbanyak teori di kelas.
Dunia industri, seperti perusahaan dan pabrik, BUMN maupun BUMS, harus selalu mendampingi lembaga pendidikan vokasional. Program link and match harus menjadi fokus utama antara perusahaan dan pendidikan vokasi.
Kerja sama dengan menerapkan prinsip mutualisme atau saling menguntungkan dapat dijadikan sebagai pintu masuk. Bagaimana pun perusahaan, industri membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan profesional. Tanpa adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, industri tidak akan berjalan.
Dibutuhkan lembaga pendidikan vokasi yang bermutu dan kerja sama yang kuat untuk menghasilkan tenaga kerja yang handal dan mumpuni. Hal tersebut seperti dikatakan oleh Menteri Ekonomi dan Energi Jerman, Peter Altmaier dikutip dari KOMPAS, Jumat (2/11/2018), "Tanpa ada tenaga kerja yang terampil dan profesional, industri tidak akan berjalan. Butuh lembaga pendidikan vokasional bermutu yang memiliki kerja sama yang kuat dengan dunia industri untuk menghasilkan tenaga kerja mumpuni".
Di Jerman sendiri ia mengatakan, terdapat 325.000 lembaga pendidikan vokasi, termasuk politeknik. Semuanya diawasi pemerintah dari segi pencapaian mutu dan memiliki hubungan erat dengan berbagai industri yang ada di negara tersebut.
Untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan pelaku industri dan pemerintah dalam menghasilkan lulusan pendidikan vokasi yang bermutu dan berkualitas, maka penguatan keahlian (skill) harus menjadi prioritas. Strategi tersebut dapat dicapai melalui penempatan mahasiswa di dunia industri untuk menjalani program pemagangan.
Dengan program pemagangan (job training) secara langsung dilapangan, mahasiswa atau siswa dapat belajar bagaimana mengaplikasikan teori yang telah mereka pelajari di kampus atau pun sekolah. Sehingga mereka semakin mengenal jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan dalam dunia industri.
Dalam kaitan hubungan lembaga pendidikan vokasi dengan dunia industri, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartanto mengatakan, dunia industri di Tanah Air semakin dekat hubungannya dengan pendidikan vokasi guna menutup kesenjangan kebutuhan industri dengan kemampuan para lulusan politeknik dan SMK.
Fokus Anggaran Pendidikan
APBN 2019 mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan Rp 492,5 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 432 triliun. Tambahan alokasi anggaran pendidikan dimaksudkan dalam rangka untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia melalui kapasitas sumber daya manusia.