Jika Anda orang Indonesia rasanya mustahil jika tidak tahu tentang nasi Padang. Bahkan semua orang pasti kenal dengan namanya nasi padang. Benarkan? Lha iya, bagaimana tidak, selain karena melekat pada nama daerah, nasi padang juga terdapat dimana-mana.
Meskipun belum ada data hasil survei namun saya sangat yakin rumah makan padang ada diseluruh nusantara. Konon rumah makan Padang juga ada dibeberapa negara di luar negeri, misalnya Malaysia, Jepang, bahkan di Eropa.
Popularitas nasi Padang sudah merambah hingga ke tingkat Internasional. Maka sangat aneh jika belum tahu nasi Padang. Seperti saya, meskipun bukan urang awak (suku minang), tetapi saya tahu nasi padang hingga hafal bagaimana cita rasa khasnya. Mudah sekali menemukan penjual nasi padang. Mereka ada dimana-mana, dari kota hingga pelosok desa. Sehingga nasi Padang menjadi sangat terkenal.
Nasi padang bukan merupakan menu yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Meski masakan daerah, nyatanya nasi padang menjadi menu favorit di tiap lapisan masyarakat.
Karena sangking terkenalnya brand nasi Padang, membuat banyak pengusaha yang bukan orang Padang sekalipun tergiur untuk terjun ke bisnis restoran atau rumah makan nasi Padang. Sebab secara bisnis sangat menguntungkan. Dimana positioning pasarnya sudah sangat bagus.
Nah, sebagai salah seorang yang sangat suka dengan nasi Padang, saya kali ini benar-benar kecolongan. Maksudnya saya ingin membeli nasi padang di rumah makan Padang.
Biasanya rumah makan Padang selalu menampilkan ciri khas tersendiri yang sangat beda. Misalnya dari nama warungnya, kemudian ada ikon rumah adat Minang (rumah gadang), lalu warnanya yang sering bermain dengan warna meraj dan kuning. Semua itu sudah menjadi bagian dari identitas rumah makan Padang atau Minang.
Keunikan itu pula yang sangat diingat oleh siapapun penikmat nasi Padang ketika ingin memperolehnya dari warung-warung, rumah makan maupun restoran Padang. Kadang kita tidak perlu kenal dengan penjualnya tapi harus kenal dengan ciri-ciri warung Minangnya. Jika sudah begitu, pasti kita tidak salah masuk rumah makan.
Namun pengalaman saya hari ini sangat bertolak belakang. Seakan-akan rumus tersebut tidak berlaku. Tadinya saya memastikan keputusan saya memilih masuk warung makan itu sudah benar menjual nasi padang. Ternyata saya salah.
Saya baru menyadari bahwa yang menjual nasi Padang tersebut bukanlah orang Minang. Melainkan orang lokal atau urang setempat yang mencoba peruntungan bisnis melalui rumah makan nasi Padang.
Alhasil saya sedikit kecewa, sebab tidak mendapatkan nasi Padang original namun barang tiruan alias kawe. Namun karena terlanjur sudah masuk dan memesan, akhirnya saya pun terpaksa menikmati nasi Padang kawean.