Sering kali kita membaca berita di media tentang berbagai peristiwa yang kadang-kadang sepele namun berujung tragis. Misalnya kisah "pembunuh" jalanan dengan cara menabrakkan mobil mewahnya ke pengendara sepeda motor hingga pengenderanya terjungkal dan digilas bersama velg mahal BMW-nya.
Atau kisah lain, seorang serdadu liar yang sengaja menarik pelatuk berkaliber ditengah keramaian lalu lintas, dorrr... Sekali saja, lalu sasarannya pun tewas seketika. Atau kejadian lainnya, seorang suami dengan relanya menyiramkan bensin ke tubuh mungil istrinya, kemudian mendadak jadi "sate" manusia karena disulut api rokok suami tercinta.
Dan ada banyak kisah memilukan lainnya yang berawal dari ketidakmampuan seseorang untuk menahan diri. Mereka terbakar emosinya karena disebabkan kurang bersabar. Akibatnya seseorang menjadi tak terkendali dalam mengekpresikan sebuah perilaku. Dan pada gilirannya amarah tersebut memakan korban yang bukan hanya merugikan dirinya sendiri namun juga orang lain.
Harus diakui bahwa memang menjadi orang yang sabar bukanlah perkara mudah. Tidak semua orang mampu menguasai dirinya sendiri. Bahkan orang yang sudah berpendidikan tinggi sekalipun tidak dapat menjadi jaminan bahwa mereka bisa menjadi orang yang sabar.
Sabar adalah sebuah softskill, dia tidak terlihat dan sangat abstrak. Namun sabar itu dapat dirasa, kehadirannya dalam diri seseorang dapat dilihat pada perilaku yang ditampilkan. Sabar sebagai sebuah perasaan yang mengikuti tindakan dan cara berpikir seseorang.
Ketika seseorang berhasil menampilkan perilaku sabar dalam kehidupan sehari-hari, maka ia sudah tergolong sebagai orang yang memiliki ilmu tingkat tinggi. Kenapa? Karena "sekolah" sabar membutuhkan proses belajar yang terus menerus dan latihan yang tiada henti, dan dengan ujian yang sangat berat.
Meskipun begitu bukan berarti bahwa keinginan untuk menjadikan diri kita sebagai orang yang sabar tidak bisa diwujudkan. Kata pepatah "jika ada kemauan pasti ada jalan". Nah berikut ini beberapa saran agar kita menjadi orang yang sabar:
Miliki niat
Saya sependapat dengan penggalan kalimat, "sesungguhnya setiap perbuatan diawali dengan niat," artinya jika kita hendak menjadi orang yang sabar, pada fase awal yang harus kita siapkan adalah niat. Miliki dulu niat (sesuatu yang datang dari dalam diri secara tulus).
Niat itu ibarat sebuah hasrat terhadap sesuatu. Semakin dalam niat yang ada, maka semakin kuat hasrat yang muncul didalam alam bawah sadar kit. Oleh karena itu niat yang ada haruslah benar-benar kuat. Tidak bisa niatnya setengah-setengah, apalagi ragu-ragu.
Bagaimana cara menumbuhkan niat? Kita hanya perlu mencari motivasi awal kita yang ada dalam batin masing-masing sambil bertanya pada diri sendiri. Mengapa ingin menjadi orang yang sabar? Sehingga kita bisa menilai apakah kita melakukan itu karena dorongan dalam diri kita atau kenapa.
Memiliki ilmu
Orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu jelas perbedaan diantara keduanya. Jika diumpamakan seperti siang dan malam, atau seperti bercahaya dan dalam kegelapan. Nah, orang berilmu itu ibarat bintang ditengah gelapnya malam. Mereka tampak sinarnya.