Erick Thohir resmi ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970 ini menjabat pimpinan tertinggi dalam struktur tim kampanye pemenangan calon presiden dan calon wakil presiden pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada pilpres 2019 mendatang.
Penunjukkan mantan ketua INASGOC pagelaran Asian Games ke-18 yang diadakan di Jakarta-Palembang beberapa waktu lalu telah ramai dibicarakan oleh publik saat Asian Games masih berlangsung. Namun saat itu masih sebatas desas-desus atau isu.
Faktanya bahwa isu tersebut benar adanya. Bahkan Erick Thohir mengaku sudah mendapatkan tawaran menjadi Ketua Tim Kampanye Jokowi-KH Ma'ruf Amin sejak Agustus lalu. "Sejak 20 Agustus," kata Erick di Media Center Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf, Menteng Jakarta, sebagaimana diwartakan oleh Kompas.com, Jumat (8/9/2018).
Seperti telah diketahui oleh masyarakat luas bahwa Erick Thohir merupakan seorang pengusaha Indonesia yang sukses di usia muda, ia berlatar belakang seorang pebisnis murni dari keluarga pengusaha. Dan belum memiliki pengalaman apapun tentang dunia politik.
Sedangkan di sisi lain, tim yang ia ketuai adalah TKN yang murni politik, dan di dalamnya beranggotakan para politisi multipartai atau koalisi. Sehingga sebagian orang melihat bahwa pilihan Jokowi menunjuk Erick Thohir sabagai "bos" TKN kurang tepat.
Namun Jokowi memiliki pandangan sendiri dengan mengatakan "Ketua TKN tidak harus memiliki latar belakang di bidang politik, karena tugasnya cenderung kepada manajemen dan harmonisasi kerja berbagai unsur dalam tim pemenangan".
Pendapat Jokowi tersebut di atas sudah jelas dan terang benderang mengenai apa sebenarnya peran Erick Thohir didalam TKN. Ia diminta oleh capres petahana untuk mengelola TKN dengan pendekatan manajerial sehingga TKN bisa lebih tampil modern dan profesional.
Tujuannya supaya TKN menjadi lebih solid. Erick bekerja sebagai seorang professional manager dalam mengorganisasikan, mengatur, menggerakkan, dan memajukan TKN.
Akan tetapi TKN bukanlah sebuah kumpulan para pebisnis apalagi sebagai sebuah perusahaan, mungkin itu menjadi hambatan. Ini adalah pasukan politisi yang sehari-hari berpikir tentang strategi merebut kekuasaan.
Targetnya pun jelas yaitu untuk memenangkan kontestasi politik, mempertahankan kekuasaan petahana. Tim pemenangan dibentuk untuk target Jokowi menjadi presiden dua periode. Lantas mampukah Erick Thohir mewujudkan keinginan Jokowi? Kita sama-sama nantikan. Karena bagaimanapun pola pikir bisnis dan politik merupakan dua hal yang tidak sama.
Terlepas dari itu, strategi Jokowi mengangkat Erick Thohir sebagai orang nomor satu di tubuh tim pemenangan dirinya tergolong cerdik. Mengingat lawan politik atau kubu sebelah dengan sangat cerdas pula memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres Probowo Subianto.