Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Meraup Rupiah dari Bisnis Budi Daya Kerapu Pola Jaring Apung

Diperbarui: 7 September 2018   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis saat berada di lokasi Budidaya Ikan Kerapu pola jaring apung di muara kuala cangkoi Ulee Lheu Kecamatan Meuraxa Banda Aceh, Rabu 5 September 2018. (Dokumentasi Pribadi)

'Jika ada kemauan pasti ada jalan' peribahasa itulah pertama kali "diimani" oleh Syafaat (51) Panglima Laot (ketua adat laut) lhok Kuala Cangkoi, Ulee Lheu Kacamatan Meuraxa Kota Banda Aceh untuk mengajak beberapa anggota kelompok nelayan terjun ke dunia budidaya ikan Kerapu. 

Berawal dari pengalaman pribadinya sebagai nelayan kecil yang hanya memiliki sebuah boat mesin tempel. Dimana setiap hari harus pergi melaut untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Dan kadang-kadang tidak membawa hasil tangkapan. Membuat ia harus berpikir keras bagaimana caranya untuk menutupi biaya kehidupan sehari-hari. 

Apalagi jika cuaca buruk, angin kencang melandai pantai barat Aceh. Otomatis para nelayan tidak bisa pergi melaut. Kalau sudah seperti itu, maka mereka harus mencari sumber pendapatan dari pekerjaan lain yang bisa mereka lakukan. Ada sebagian dari mereka yang bekerja sebagai buruh bangunan, ada yang berjualan atau berdagang kecil-kecilan. Yang penting asap dapur tetap mengepul. 

Karena ketidakpastian yang demikian tinggi yang dialami oleh para nelayan yang tergabung dalam organisasinya, termasuk ia sendiri. Maka muncul sebuah ide untuk menciptakan usaha budidaya ikan Kerapu sebagai alternatif sumber pendapatan, selain melaut atau usaha penangkapan ikan. 

Ide tersebut muncul karena mereka melihat didaerah Kuala Cangkoi, tempat mereka sehari-hari melintasi saat pergi melaut, cocok untuk budidaya ikan. Lalu mereka berpikir, mengapa tidak dimanfaatkan saja potensi yang ada? 

Tampak kolam ikan jaring apung yang dikelola sebagai usaha budidaya ikan kerapu oleh kelompok usaha bersama para nelayan kecil Ulee Lheu Banda Aceh

Sebagai seorang tokoh masyarakat perikanan, kemudian ia pun mencoba membicarakan ide ini kepada teman-teman nelayan yang lain. Pada awalnya agak susah meyakinkan mereka bahwa usaha ini sangat menjanjikan kedepan. Apalagi kecenderungan pasar konsumen di Banda Aceh terhadap ikan kerapu mulai meningkat. 

Lalu ia pun mengadakan rapat dengan beberapa anggota kelompok nelayan. Namun apa yang terjadi? Diluar dugaan, ternyata ide itupun disambut secara positif oleh teman-teman yang lain. Akhirnya mereka sepakat secara bersama-sama untuk mulai membangun usaha budidaya ikan kerapu. 

Kini usaha budidaya dengan keramba jaring apung sudah berjalan dengan baik. Bahkan telah banyak memberikan keuntungan. Sekiranya dari dulu mereka jeli melihat peluang usaha ini tentu sudah mereka lakukan sejak awal. Sehingga tidak perlu pergi melaut, apalagi resiko usaha penangkapan ikan lebih tinggi daripada budidaya seperti ini. 

Dengan modal saat pertama kali sangat terbatas dan hanya mampu mengelola beberapa petak saja. Namun sekarang  usaha tersebut telah berkembang. Jumlah keramba pun sudah semakin bertambah seiring meningkatnya keuntungan yang diperoleh. 

Jika dilihat dari jumlah produksi yang terus naik, dan harga jual yang stabil. Mereka sangat yakin usaha budidaya ikan kerapu keramba jaring apung dapat diperluas hingga beberapa hektar. Saat ini usaha tersebut mengantongi izin dari Pemkot Banda Aceh seluas 2 ha. 

Rata-rata produksi setiap periodenya mencapai 1-2 ton. Terdiri dari 9 petak keramba. Itupun dilakukan penebaran model rotasi, atau bisa panen setiap bulan walaupun hanya 2 petak kolam saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline