Bangsa Indonesia patut bersyukur kepada Allah Swt. Tuhan yang Maha Kasih dan Maha Penyayang telah menganugerahkan nikmat yang sangat luar biasa bagi negeri ini.
Meliputi tanah yang subur, air bersih berlimpah, hutan, hewan (flora dan fauna), dan udara nan sejuk, segar, laut yang luas, danau dengan aneka panorama, ditambah lagi kandungan di perut bumi, dilaut dalam, sungguh begitu banyak, tak sanggup dihitung.
Tidak ada alasan bagi rakyat Indonesia untuk tidak bersyukur kepada Nya. Apalagi Bangsa Indonesia baru saja memperingati hari lahirnya, dan kini telah berusia 73 tahun.
Dalam perjalanannya yang masih seumur jagung, namun masih mampu berdiri kokoh diantara berbagai ancaman musuh. Negara muda ini ternyata sanggup melawan begitu banyak rongrongan yang datang dari dalam dan dari luar.
Semua itu membuktikan bahwa Tuhan masih menyayangi bangsa ini. Maka patut kita bertanya kepada diri sendiri, nikmat yang manakah yang Dia dustakan? Ataukah kita yang tidak pandai bersyukur, hingga kita lupa bahwa Tuhan menitipkan negeri ini untuk kita rawat dan jaga bersama?
Di bawah kepemimpinan seorang "khalifah" bernama Presiden Republik Indonesia, negara ini semakin bertambah usianya, memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, menjadikan sebagai rumah besar bersama bagi seluruh anak bangsa, hingga sang pemimpin rela meminjam milyaran dolar demi memajukan negara kaya ini.
Lagi lagi, selayaknya rakyat mengucapkan terima kasih atas kehendak Nya. Dia yang Maha Tahu memilih seorang presiden yang sesuai dengan bangsanya. Pemimpin yang baik hanya untuk bangsa yang baik.
Seorang yang bijak pernah berkata, "tidak ada manusia yang sempurna", begitu juga dengan presiden kita. Jokowi hanyalah seorang manusia biasa, dia banyak kekurangan sebagaimana tidak sedikit pula kelebihan yang ia miliki. Jokowi bukanlah malaikat apalagi dewa.
Maka, wajar sebagai manusia biasa ingin dirinya berkuasa, memiliki harta, memiliki anak, keluarga dan kerabat saudara. Tidak perlu kita merasa iri, dan apalagi iba. Dukunglah jika itu yang dia minta, berikan jalan bagi tercapainya keinginan dan asa.
Singkatkan setiap kata, hilangkan perasaan syakwasangka, hapus pandangan bahwa ia dewa. Kembalikan semuanya pada hakikat semata. Apa? Bahwa presiden juga manusia. Oleh sebab itu nikmati saja.
Hidup memang sandiwara kawan, dunia ini adalah panggungnya. So, mainlah setiap cerita dengan baik, pakai topeng mu, mainkan setiap peran seperti apa skenario cerita yang ingin ditampilkan. Dan ingatlah diujung sana pasti ada kemungkinan, antara surga ataupun neraka.