Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Bijak Menyikapi Hasil Pilkada, Rangkul yang Kalah

Diperbarui: 28 Juni 2018   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pesta demokrasi daerah baru saja usai dilaksanakan, rakyat benar-benar bergembira dan bersuka cita. Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (provinsi/kab/kota) serentak terbilang lancar, tertib dan damai. 

Kesuksesan tersebut tidak terlepas karena dukungan semua pihak, pemerintah, partai politik, aparat keamanan, KPU, Bawaslu, Tokoh masyarakat (nasional/daerah), ormas, LSM, OKP, media (pers), akademisi, pengamat politik, dan seluruh komponen masyarakat Indonesia. 

Secara kasat mata hampir tidak ada peristiwa yang sangat mengganggu hari pemungutan suara, ancaman teror yang dikuatirkan bisa terjadi namun prediksi tersebut meleset total. Justru sebaliknya, suansa sangat damai dan kondusif. 

Sepantasnya kita mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan Pilkada serentak pertama kali diadakan ini, sehingga proses politik lima tahunan dapat berjalan lancar dan damai.

Terlepas dengan pesta demokrasi rakyat Indonesia, nun jauh disana tempat digelarnya pesta sepak bola dunia. Di negara Rusia, tim-tim nasional tangguh berbagai benua berjibaku luar biasa merebut kemenangan demi mengharumkan nama negaranya dalam kancah persepakbolaan dunia. 

Dengan menjunjung tinggi semangat sportivitas, para pemain timnas negara-negara peserta mampu membuat permainan sepak bola menjadi tontonan yang menarik. Bahkan seperti kita sedang menyaksikan sebuah pagelaran seni yang penuh emosi dan membuat penonton larut dalam sebuah harmoni. 

Ditengah hiruk pikuk piala dunia, jutaan mata rakyat Indonesia tertuju ke Rusia. Seakan-akan rakyat mendapatkan hiburan yang membuat mereka bahagia meskipun yang mereka dukung tidak ada satu pun pemain tim nasional Indonesia. Namun rakyat rela dan setia.

Sehingga penyelenggaran piala dunia memberi pengaruh positif terhadap pilkada serentak Indonesia. Sambil menyaksikan permainan tim kesayangannya, rakyat Indonesia dapat mengambil pelajaran bagaimana arti kekalahan dan kemenangan dari sebuah kompetisi kelas dunia. 

Kita telah menyaksikan tim juara bertahan piala dunia yang dipaksa menundukkan kepala oleh kekuatan dan semangat juang tim papan bawah dalam kasta piala dunia. Ya, Jerman yang diunggulkan bakal menjuarai piala dunia kali ini ternyata terkulai lemas tak berdaya didepan suporter Korea Selatan. 

Siapa sangka Korea Selatan yang bemateri pemain biasa saja, tidak mereka miliki pemain bintang sekelas Ozil, Messi, apalagi Ronaldo namun dapat membalikkan kenyataan, memukul Jerman dengan skor 2-1 dan mengirimkan mereka pulang ke kampung halamannya. 

Nah, jika kita sebagai penikmat sepak bola, fenomena Jerman kontra Korea merupakan sebuah seni permainan bola. Bahagia, marah, emosi, sedih, boleh-boleh saja. Akan tetapi kita mesti sadar bahwa itu hanyalah kompetisi. Kalah bukanlah kiamat dan yang menang pun tidak dapat menjadi pemilik dunia. Dua-duanya hanya sebagai pemeran saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline