Lebaran telah usai, pesta kembang api dan ketupat pun sudah habis. Kini saatnya para pemudik kembali berjihad dijalanan menuju medan perang guna melanjutkan perjuangan merubah nasib di kota dimana tempat mereka mencari rezeki.
Mereka yang berstatus karyawan swasta, pada umumnya besok adalah hari pertama mulai mengisi absen harian kembali. Mulai bergelut dengan rutinitas pekerjaan yang tiada habis-habisnya. Bersua kembali dengan teman-teman kerja yang menjengkelkan dan menggemaskan.
Lupakan kisah sedih edisi lebaran, catatlah kenangan manis maupun pahit itu sebagai hadiah lebaran tahun ini. Simpan baik-baik semua kenangan itu dalam album memori warna biru atau merah jambu.
Hari ini sudah bisa move on kembali melewati detik demi detik waktu titian karir tempat mengais rezeki dan mengabdi. Bagi yang bekerja sebagai pegawai negeri mulai buka kembali arsip dan file yang pernah disimpan dalam laci lemari karena buru-buru segera pergi.
Mulailah singsingkan lengan baju, kerja, kerja dan kerja sesuai pesan Presiden Jokowi. Taati aturan sebagaimana telah digarisbawahi. Jangan coba-coba mangkir ketika perintah mengabdi akan dimulai. Tunjukkan bahwa pegawai negeri patut dicontohi.
Pesan tersebut patut disampaikan sebagai pengingat bagi para abdi. Tunaikan seluruh janji-janji yang pernah diberi. Tidak perlu mengingkari, apalagi pura-pura lupa sambil membaca pantun politisasi, agar rakyat lupa diri.
Kepada Pemerintah Aceh kita menucapkan selamat bekerja kembali dan melanjutkan program-program strategis yang menjadi skala prioritas baik pembangunan fisik maupun non-fisik. Dengan kabinet baru yang telah dilantik, kita berharap supaya tim kerja Pemerintah Aceh menjadi lebih efektif dan tajam.
Salah satu program prioritas yang kita harapkan menjadi perhatian Gubernur Aceh Bapak Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah adalah pemberdayaan ekonomi UMKM dan Koperasi yang belakangan ini semakin terjepit dan sulit berkembang.
Ada beberapa faktor yang diduga sulitnya berkembang UMKM dan Koperasi di Aceh adalah rendahnya kemampuan SDM pelaku usaha, kekurangan modal dan penggunaan teknologi masih minim. Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah kurangnya perhatian dan dukungan pemerintah daerah.
Untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, Pemerintah Aceh perlu kiranya diadakan pelatihan rutin bagi UMKM dan Pengurus Koperasi. Sebagaimana hasil survey yang dilakukan oleh Bank Indonesia Aceh tahun 2008, UMKM menginginkan adanya pelatihan minimal dua kali dalam setahun.
Dalam aspek permodalan pelaku UMKM mengharapkan adanya fasilitas kredit lunak dengan prosedur mudah dan cepat. Tidak seperti kredit komersil yang mahal (bunga tinggi) dan persyaratan yang rumit.