Menjelang ramadan 1439 H, ummat Islam Indonesia melakukan berbagai persiapan. Ibadah sakral yang dilaksanakan setahun sekali ini membuat muslim Indonesia menyambut bulan puasa tersebut dengan sangat antusias.
Memasuki bulan ramadan yang diperkirakan jatuh pada hari Kamis (17/5) besok. Kesiapan ummat Islam pun semakin matang, mulai dari menyiapkan perlengkapan buat ibadah shalat teraweh, membersihkan rumah sampai menyetok kebutuhan dapur untuk kebutuhan seminggu kedepan.
Meskipun ibadah puasa ini rutin dilakukan setiap tahunnya, namun nuansa semangat menyambut ramadan selalu berbeda. Maklum, setiap muslim pasti menginginkan adanya peningkatan kualitas ibadah dari tahun sebelumnya sehingga antusiasme penyambutan pun selalu lebih baik.
Biasanya pada bulan ramadan walaupun tidak makan atau pun minum namun tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang/jasa selalu meningkat. Jika melihat data BPS, bahkan permintaan terhadap bahan pokok pada bulan ramadan dari tahun ke tahun trennya cenderung meningkat.
Begitu juga halnya dengan konsumsi energi gas. Pertamina jauh-jauh hari sudah menghitung tingkat kebutuhan pasar terhadap gas rumah tangga dan pelaku usaha mikro, serta menyiapkan stok lebih dari biasanya sebagai langkah antisipasi.
Bagaimana dengan PLN?
Tidak bisa dipungkiri bahwa tingkat ketergantungan masyarakat terhadap energi listrik sangat tinggi bahkan saat ini listrik telah menjadi kebutuhan pokok. Artinya tanpa energi listrik semua aktivitas sehari-hari otomatis terhenti.
Bila kita perhatikan tidak ada sudut kehidupan manusia modern zaman sekarang ini yang tidak teraliri energi listrik. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali semuanya terhubung dengan listrik.
Karena begitu pentingnya peran energi listrik bagi masyarakat, maka permintaan terhadap listrik setiap tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan, baik dari sisi jangkauan jaringan maupun jumlah konsumsi energi listriknya.
Menurut Direktur Utama PLN Sofyan Bashir, Indonesia masih kekurangan pasokan listrik bila dibandingkan dengan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap terhadap permintaan pemasangan baru dan penambahan daya.
Sehingga kekurangan energi listrik ini menjadi perhatian pemerintah. Seperti diketahui bahwa pemerintahan Jokowi-Jk sedang membangun pembangkit listrik baru yang mampu menghasilkan 35.000 megawatt energi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri.