Belum dianggap sah datang ke Kota Banda Aceh kalau belum menikmati lezatnya rasa Mie Aceh, begitulah kalimat pernyataan yang paling tepat disematkan pada semua tamu yang berkunjung ke Aceh.
Semenjak Aceh damai dari konflik bersenjata sepuluh tahun lalu, suasana sehari-hari di seluruh pelosok Aceh begitu indah dan menyenangkan. Masyarakat dapat dengan leluasa bekerja dan beraktivitas tanpa memiliki rasa takut.
Bekerja di kebun dan ladang adalah bagian dari aktivitas ekonomi masyarakat Aceh secara umum. Sektor pertanian menjadi andalan sumber pendapatan keluarga. Selain itu bidang perikanan juga perdagangan merupakan pekerjaan yang sangat disenangi oleh mereka.
Sebagai pedagang, masyarakat Aceh di kenal sangat pandai melihat peluang dan cakap mengelola usaha dengan baik. Sehingga Kerajaan Aceh di masa lampau pernah bekerjama dengan negara-negara eropa dalam perdagangan dunia. Karena rakyatnya banyak yang menjadi saudagar.
Selain Aceh terkenal dengan etos kerja masyarakatnya, keramahan, dan yang paling fenomenal adalah soal makanan (kuliner) khasnya. Dengan aneka masakan yang beragam bumbu rempah-rempah bercita rasa pedas. Seperti makanan India.
Salah satu kuliner yang paling terkenal di Aceh adalah Mie Aceh. Ya, sangat mudah ditemukan di seluruh Aceh. Mulai dari kelas K5 sampai hotel berbintang 5. Harganya pun bervariasi sesuai jenis dan bahan-bahannya.
Mie Aceh sebetulnya secara umum tidak jauh berbeda dengan mie biasa. Bahan pembuatannya pun dari tepung terigu biasa. Lalu di adon dan di rebus untuk menjadikan mie yang siap di konsumsi atau dapat di olah sesuai selera.
Nah, Mie Aceh yang menjadi jajanan khas adalah mie biasa yang diolah dengan cara memasak dan diberikan bumbu rempah-rempah untuk menghasilkan sajian yang menggugah selera. Cita rasa diciptakan agar memiliki pengalaman rasa pada lidah. Misalnya rasa pedas.
Kini Mie Aceh telah menjadi salah satu ikon kuliner di Kota Banda Aceh. Para tamu luar Aceh pasti selalu menyempatkan diri untuk menikmati Mie Aceh saat mereka datang. Bahkan turis asing pun sangat suka makan kuliner khas ini. Seperti turis asal Malaysia, Brunai, Singapore sampai turis asal Eropa dan Amerika.
Secara ekonomi, lezatnya Mie Aceh telah mendorong meningkatnya pendapatan masyarakat yang membuka usahanya di bidang jajanan ini. Tak kurang rata-rata penjualan mereka per-harinya mencapai puluhan juta.
Tingginya minat masyarakat dalam mengkonsumsi Mie Aceh telah ikut membantu terbukanya lapangan kerja bagi mereka yang membutuhkan. Jika kita lihat jumlah pedagang yang menawarkan Mie Aceh di Kota Banda Aceh saja bisa ratusan outlet baik skala kecil maupun besar. Konon penjual Mie Aceh ada di seluruh kota.