Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Teroris atau Bandar Narkoba?

Diperbarui: 22 Maret 2017   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kadang ketika dihadapkan pertanyaan untuk memilih satu dari dua perbuatan buruk, orang akan cenderung mengelak. Contoh : membunuh atau mencuri ? mengemis atau mencuri ? Ya mending enggak dua-duanya, Loh iya saya juga tahu, kalau dua-duanya buruk, dan jangan dilakukan.

Tapi kan ini pertanyaan pengandaian, mana perbuatan yang menurutmu lebih buruk. 

Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan info bahwa ada banyak terpidana kasus terorisme yang ketika keluar dari penjara melakukan hal yang sama ( ngebom lagi dan masih merasa kalau tindakannya benar di mata Tuhan ). Saya jadi berfikir kalau bandar narkoba saja mendapat hukuman mati, bukankah terorisme adalah kejahatan yang lebih besar ( menurut saya ). Cukup aneh bagi saya,

Saya sempat berbincang-bincang dengan teman. Saya bertanya," Kalau kamu bangkrut, ditawari jadi teroris untuk ngebom suatu tempat atau jadi bandar narkoba kamu pilih mana ?" ( dalam keadaan kepepet dan harus memilih ) teman saya menjawab," ya mending jadi bandar bos dari pada bunuh orang ga berdosa." Toh pecandu bisa sembuh, kalau mati mau disembuhkan gimana ?"

Mungkin ada pendapat teman-teman pembaca yang lebih bijak dari saya. Terima Kasih, Tuhan memberkati. 

( Oh ya saya lupa, sebagai Katolik saya dan saya yakin umat katolik lain tidak setuju hukuman mati, cukuplah penjara seumur hidup untuk kasus pidana berat )




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline