Lihat ke Halaman Asli

Intelektualitas? Lebih Dekat...

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kecerdasan intelektual tidak dapat dilihat dari cepat atau lambatnya seseorang dalam menguasai sesuatu.

Seseorang yang dapat memahami sebuah permasalahan rumit lebih cepat daripada yang lain, boleh jadi karena dia mengetahui dasar-dasar dan prinsip pengambilan kesimpulan terhadap masalah tersebut, atau karena dia sebelumnya telah menempuh jalan tersebut, atau dia telah menempuh jalan tersebut dengan begitu cepat.

Suatu aktivitas yang menuntut sebuah ketulusan dan pengorbanan dalam pelaksanaannya, hal ini tidak mudah dilakukan semua orang. Jika seseorang melakukan perbuatan dengan pengorbanan dan kemudian sukses, maka itu bukan hanya karena kelebihannya secara waktu saja, namun juga karena dia melakukannya dengan penuh ketulusan dan berkat keunggulan intelektualitasnnya. Inilah kaidah umum yang dapat dijadikan tolok ukur keistimewaan seseorang.

'akal wanita ada pada keindahannya, dan keindahan pria ada pada akalnya' (imam ali bin abi thalib).

Kalimat ini adalah sebuah ketetapan atau gambaran positif,bukan dalam konteks pujian ataupun hinaan.

Wanita menunjukkan akal dan pikirannya dengan kehalusan perasaannya, keindahan tutur katanya, dan kelembutan perilakunya. Baik dalam berbicara, berdebat, bergaul, bercerita, dan lain lain. Begitu pula pria, dia juga memiliki beban dan tanggung jawab untuk menunjukkan jiwa seninya dalam berpikir rasional.

Seorang wanita yang terdidik, berpengetahuan dan memahami arti perjuangan tentu disamping memiliki rasa welas asih juga mampu menunjukkan kecemerlangan akalnya secara indah.

'keagungan wanita tersembunyi dalam keindahannya dan keindahan pria terlihat dalam keagungannya' (jawadi amuli)

Dengan akal yang mereka miliki, mereka mampu menentukan kebenaran. Itu sebabnya banyak dari kaum wanita yang terlebih dulu memperoleh hidayah. Sementara kaum lainnya banyak yang enggan menerima, meragukan, bahkan berusaha memadamkan kebenaran.

Namun kesempurnaan manusia terletak pada kemampuannya merealisasikan apa yang dipahaminya, dalam bentuk aktivitas atau perbuatan.

KH Ahmad Dahlan, tokoh pendiri Muhammadiyah sering bertanya kepada santrinya,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline