Lihat ke Halaman Asli

Chaniezs

Pekerja

Di Dalam Sangkar

Diperbarui: 1 Juli 2024   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

          Maaf...
Kau lontar kata maaf
Setelah mendera dengan rotan hingga otak terasa nanar
Ku merangkak, merengek, memohon ampun
Sang predator menatap bengis

Suara memekik, tubuh meronta
Kau jadikan arena tinju
Darah tertiup angin
Luruh diantara kulit yang membiru

          Tik...
Tok...

Waktu berputar
                            Menari
Menusuk
                  Derita menguasai
Hari makin kelam
Sangkar besi enggan terbuka

Mata terbelalak, mimpi hanya harapan
Kesadaran yang mulai terkumpul
Menjadi saksi buta
Sang predator enggan meninggalkan sangkar
Pupus harapan yang di idamkan
Menjerit percuma, meminta tolong tak guna
Menerima hingga akhirnya terbiasa

Pandangan kosong tanpa harap
Tubuh lunglai sakit tak tertahan
Air mata bagai gurun pasir
Menahan sakit hingga kepuasan terpenuhi
Hasrat yang tak terbendung
Menggores luka yang tampak nyata

          Tolong...

Mendobrak sangkar besi tak kunjung goyah
Merintih, darah bersimbah menutup sangkar
Kembali kesudut kekejaman kian nyata
Berpaling tapi tak menghindar
Menepis tapi menerima

Semesta tak pernah mengerti

Mendengar...
         Tapi bungkam
Mengetahui...
         Tapi enggan beraksi

Menutup mata menutup telinga seakan biasa saja

Yogyakarta, 18 April 2024.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline