Lihat ke Halaman Asli

Hadir di Sumut, Djarot Membawa Segudang Masalah?

Diperbarui: 18 Juni 2018   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnews.com

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) menugaskan Djarot Saiful Hidayat, Mantan Gubernur DKI Jakarta yang menggantikan Ahok karena terjerat kasus penistaan agama, untuk turut bertarung sebagai Calon Gubernur di Kontestasi Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2018. 

Djarot disandingkan dengan Sihar Sitorus, seorang pengusaha perkebunan nasional, anak dari raja perkebunan sawit mendiang Darianus Lungguk ( DL ) Sitorus. Hadir di tanah yang tak pernah diinjaknya sama sekali sebelumnya, Djarot-Sihar Sitorus ( Djoss ) mengusung jargon "Sumut bersih, Semua Urusan Mudah dan Transparan"

Tentulah sebagai masyarakat Sumatera Utara, kita merasa senang sekali membaca dan mendengar jargon "Sumut Bersih" itu. Tapi apakah benar Djarot dan Sihar mampu membawa Sumut Bersih ? Kali ini kami coba menilisik sosok Djarot, yang pernah menakhodai kapal Pemprov DKI Jakarta. 

Ternyata selama memimpin Ibukota Republik itu, Djarot terlilit sejumlah kasus terkait penyelewengan anggaran pun penyalahgunaan jabatan. Kasus Djarot yang siap diproses pasca Pilgubsu, antara lain: Polisi akan periksa Djarot terkait Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) pulau reklamasi di Teluk Jakarta. Kasus NJOP reklamasi teluk Jakarta ini, selain menguntungkan pihak pengembang, karena NJOP yang seharusnya Rp 20-30 juta hanya dihargai Rp 3,1 juta per meter, juga merugikan nelayan yang hidup di teluk jakarta karena mereka tak dapat lagi melaut dan mencari nafkah.

Selain terjerat kasus NJOP reklamasi teluk Jakarta, yang kami ketahui saja, Djarot juga terjerat kasus 18 Puskesmas DKI yang terindikasi korupsi, Kasus anggaran lift rumah dinas Gubernur DKI, hingga pelanggaran pengelolaan aset Pemprov DKI

Karenanya, bingung juga kami apa yang menjadi alasan PDIP mengutus Djarot ke Sumut, padahal banyak kader PDIP lokal yang lebih paham Sumut dan telah bermandikan keringat meniti karir di partai merah sumut. Kredibilitas ? tidak juga, karena nyatanya juga Djarot dekat dengan sejumlah kasus korupsi. 

Apakah popularitas ? Mungkin Djarot  populer pasca menemani Ahok, Si Penista Agama Islam yang mendapat kecaman jutaan Umat Islam seantero Indonesia. Tapi, justru respon negatif yang didapati Djarot. Sepanjang musim Pilkada DKI 2017 lalu, Djarot ditolak umat Islam di sejumlah tempat di Jakarta, diantaranya: Djarot diusir ibu-ibu pengajuan Masjid Al 'Atiq Tebet

Djarot dicegat dan disoraki ketika masuk ke Masjid At-tin, warga paseban Senen juga menolak Djarot yang tiba-tiba menghadiri pengajian. Sebelumnya, Djarot yang Plt Ketua DPD PDIP Kalimantan Timur pernah digadang sebagai Calon Gubernur Kaltim, namun ditolak sejumlah ormas disana.

Lantas apa pasal PDIP menugaskan Djarot ke Sumut ? agaknya, hanya karena hasrat berkuasa elit partai di pusat. Bagi mereka, tak ada kepedulian apapun terhadap nasib masyarakat Sumut jika dipimpin Djarot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline