Lihat ke Halaman Asli

Upaya Melestarikan Kebudayaan Sintren Kabupaten Pemalang

Diperbarui: 28 Februari 2021   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era globalisasi dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat menjadi lebih modern, Ditengah zaman modernisasi dan globalisasi kebudayaan leluhur semakin ditinggalkan seiring tergerus oleh kebudayaan barat yang lainya, pelestraian kebudayaan milik leluhur merupakan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat, supaya menjaga kelestarian warisan budaya yang ditinggalakan oleh para leluhur supaya tidak menjadi punah dan bisa diketahui dan diteruskan oleh penerus-penerus bangsa selanjutnya.

Kabupaten Pemalang memiliki budaya peninggalan sejarah tari sendiri yang memiliki ciri khas tersendiri yang menandakan ke daerahan nya. yaitu tarian Sintren, tarian tersebut memang ada di beberapa daerah daerah pantura lainya, namun tarian Sintren dari Pemalang memiliki ciri khas tersendiri dari gerak maupun alunan musik nya.

Sejarah Sintren berawal dari kisah Sulandono sebagai putra Ki Baureksono, hasil perkawinan nya dengan Dewi Rantamsara, Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya masih terus terjalin walaupun melalui alam gaib.

Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamasara yang memasuki roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadi lah pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono. Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan Sintren sang penari pasti dimasuki roh bidari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci.

Sintren merupakan gabungan dari dua suku kata, "SI" dan "TREN" Si artinya Ia, sedangkan Tren artinya putri. Putri, Putri jadi sintren berarti si putri merupakan pemeran utama dalam pementasan Sintren. Di dalam kesenian Sintren bentuk penyajian sintren ini terbagi menjadi tiga, yaitu Pra pertunjukan, Dupan, dan Sintren. Pada tahap Pra pertunjukan, pengiringan mulai memainkan gamelan yang dimaksud untuk memanggil penonton. Setelah itu, dilanjutkan dengan Dupan yaitu, tahapan dimana pawang meminta doa untuk keselamatan. Tahap terakhir adalah Sintren yaitu, tahap dimana pawang membawa calon penari bersama empat dayang lainya.

Budaya tari Sintren Pemalang memiliki ciri khas tersendiri dari sintren di daerah lainya, Sintren dari pemalang, dalam jalan pementasana lagu yang digunakan menggunakan lagu daerah dengan sentuhan gendang yang rancak. Kemudian dari gerak goyang, karena dipengaruhi oleh jenis musiknya, semakin rancak maka semakin heboh goyangan tari dari penari Sintren jadi membuat gerak Sintren tari dari Pemalang sangat energik dan heboh (seiring tabuhan gendang), hingga membuat para penonton merasa serasa diajak bergoyang bersama. Tetapi tarian sintren Pemalang lebih mirip seperti goyangan dangdut pantura.

Dan dalam tarian Sintren Pemalang ada penari lelaki yang terus mengimbangi gerak tarian dari penari perempuan dengan tak sadarkan diri, kemudain dari atraksi panggung, penari Sintren Pemalang yang beratraksi dengan naik ke "Kurungan" dengan cara biasa, yakni kedua penari (pria dan wanita) naik dan menari diatas kurungan tersebut.

Harapan nya di tengah zaman modernisasi dan globalisasi yang membuat pola kehidupan masyarakat menjadi ke arah yang lebih modern dan semakin banyak nya kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk, tetapi semoga ke depan kebudayaan yang sudah ditinggalkan oleh para leluhur turun-temurun dapat bisa dilestarikan terus menerus oleh generasi-generasi selanjutnya dan bisa menjadi ciri khas dan daya tarik tersendiri bagi kabupaten Pemalang secara keseluruhan.

Daftar Pustaka
https://orangpemalang.blogspot.com/2018/04/sintren-kesenian-tradisionel-dari.
https://www.cintapekalongan.com/mengulik-perbedaaan-sintren-pekalongan-vs-pemalang/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline