Final Wilayah NBA 2023 (semifinal NBA) boleh dibilang rada menarik musim ini. Empat tim yang lolos 11-12 dengan semifinalis NBA 2020 era Bubble di Orlando, di mana Boston Celtics bersua Miami Heat dan Denver Nuggets bertemu tim favorit saya Los Angeles Lakers (wlopun saya juga ngefans semua semifinalis ini sejak sekitar empat atau lima musim belakangan lantaran ciri khas mereka masing-masing).
Lebih ramenya, Heat dan Lakers bisa melesat sampai partai semifinal bukan sebagai unggulan atas karena Heat cuma memulai playoff dari peringkat delapan karena sempat kalah dari tim “mungil” Toronto Raptors dan Lakers naik ke peringkat tujuh setelah mengalahkan Minnesota Timberwolves yang tidak diperkuat Rudy Gobert di babak play in.
Terlepas dari proses keempat tim bisa sampai ke semifinal, keempat tim tersebut cukup mampu menunjukkan ciri khas mereka masing-masing, yang kerangkanya tidak dibentuk satu dua musim ke belakang (bahkan tim-tim perempat finalis lain, seperti Phoenix Suns juga membangun tim berintikan duet Devin Booker dan DeAndre Ayton mulai tahun 2018, sesuai dengan tahun draft Ayton).
Menariknya, para semifinalis ini rata-rata dibangun dengaan berintikan setidaknya dua defender di posisi starting five plus beberapa pemain dari bangku cadangan yang memastikan pertahanan tetap kokoh, sebut saja komposisi Kevin Garnett- Rajon Rondo -Tony Allen (2008), Danny Green- Kawhi Leonard- Tim Duncan-Manu Ginobili (2014), Draymond Green-Klay Thompson-Andre Iguodala (2016), Kyle Lowry-Marc Gasol-Fred Vanvleet (2018).
Bukan kebetulan jika pemain cadangan seperti Allen, Ginobilli, Vanvleet (pemain yang namanya dicetak miring) bisa memastikan defense tim mereka masing-masing tetap terjaga meski tidak semua dari mereka pernah masuk tim yang berisikan para jago defense entah sebelum, saat, atau setelah memperkuat tim yang menjadi juara di tahun tersebut.
Karena alasan itulah, kayaknya lebih enak mengurutkan ciri khas para semifinalis berdasarkan banyaknya defender paten dalam starting 5 plus posturnya, dimulai dari Boston Celtics.
Boston Celtics
Tidak sulit menerka gaya bermain Boston Celtics dari postur starting 5-nya, meski kadang soal tinggi badan kadang ditulis tidak terlalu valid, demi alasan strategi, seperti Kevin Dirant yang sejatinya bertinggi kurang lebih 211 cm, cuma kadang ditulis 206 cm untuk memastikan Durant dijaga defender yang tidak terlalu tinggi.
Starter Boston Celtics sendiri rata-rata memang jangkung dan jago tembak. Klo tidak jangkung biasanya berbadan gempal atau jago block shot untuk memastikan pemain tim lawan kesulitan menembak atau berpenetrasi sebut saja shot blocker Derrick White (193 cm/86kg/PG), Marcus Smart (196/100/SG), Jalen Brown (198/101/SG/SF), Al Horford (206/109/PF/C), Jason (203/95/SF/PF), Malcolm Brogdon (193/104/PG/SG), Rob Williams (206, keknya lebih tinggi/108/C), dan Grant Williams (198/107/SF/PF).
Tanpa bermaksud mengabaikan pemain-pemain seperti shooter jangkung Luke Kornet, Sam Hauser, atau Mike Muscala, power forward berpengalaman Blake Griffin serta petarung mungil Payton Pricard, delapan nama di atas bisa dibilang adalah rotasi wajib Boston Celtics selama babak playoff (yang bahkan nama Grant Williams bisa dibilang jarang dimainkan pada series kemarin.