Terhitung mulai besok 11 april 2023, NBA akan memasuki babak play in untuk menentukan tim yang berhak menempati posisi tujuh dan delapan babak playoff.
Sejak babak play in diperkenalkan dua musim lalu, turnamen play in selalu memberi kejutan karena tim berperingkat lebih baik kadang harus mengakui keunggulan tim berperingkat di bawahnya seperti Memphis Grizzlies (peringkat 9) yang menjinakkan Golden States Warriors (peringkat 8) pada tahun 2001 dan New Orleans Pelicans yang mengungguli Los Angeles Clippers yang kala itu tidak diperkuat Kawhi Leonard dan Paul George yang cedera musim lalu.
Pada kesempatan kali ini, tim dengan peringkat lebih baik juga tidak otomatis diunggulkan, contohnya Miami Heat (peringkat 7), yang meski unggul head to head atas Atlanta Hawks (peringkat 8), kalau belum berhasil melewati hadangan Hawks untuk memperebutkan posisi ketujuh, boleh jadi harus berhadapan dengan Toronto Raptors yang punya rekor pertemuan lebih baik kala bertemu Heat.
Bertemu empat kali pada babak reguler, Raptors berhasil unggul di tiga pertemuan di mana pada saat itu Heat jarang diperkuat komposisi terbaik karena cedera.
Di wilayah barat pun situasinya kurang lebih sama. Meski berperingkat lebih baik di babak reguler, Los Angeles Lakers harus mengakui keunggulan Minnesota Timberwolves pada dua kesempatan pertama karena Timberwolves diperkuat komposisi pemain yang lebih merata, baik dari sisi postur, kebugaran, maupun skill pemain.
Terlepas dari tim mana yang kelak akan melaju di peringkat tujuh atau delapan kelak, musim ini, tim-tim yang berada di peringkat lebih rendah justru diyakini bisa mempersulit tim-tim dengan peringkat lebih baik, terutama di wilayah barat.
Sejak mengadopsi sistem delapan besar pada tahun 1984, klo tidak salah hanya ada lima tim dari peringkat tujuh dan delapan yang berhasil lolos di peringkat pertama, salah satunya adalah Denver Nuggets yang berhasil mengungguli Seattle Supersonics pada tahun 1994 lewat penampilkan apik Dikembe Mutombo di bawah jaring.
Alasan kenapa tim-tim peringkat bawah bisa mempersulit tim-tim dengan peringkat lebih baik bisa dilihat dari cara tim membangun komposisi pemainnya.
Para penikmat NBA biasanya melihat tim dari komposisi lima pemain yang bermain di lapangan. Meski bukan istilah pakem yang dipakai dalam dunia basket NBA, boleh dibilang tim yang lebih diunggulkan biasanya menggunakan komposisi 1-3-1.
Komposisi ini menjadi standar minimal nyaris pada semua tim NBA mungkin pada tiga sampai empat tahun kebelakang (dengan komposisi dan gaya yang sangat masih bisa berkembang pada musim-musim berikutnya).