Kedua hal di atas mungkin tidak berhubungan. Kebugaran Steph Curry tidak berhubungan langsung dengan alasan kenapa Warriors jadi tim paling tidak disukai di NBA, terutama oleh fans NBA di luar Golden State Warriors.
Alasan Warriors tidak disukai fans NBA bisa dilihat dari game Warriors kemarin lusa. Game di mana Warriors dijamu tim tuan rumah Los Angeles Clippers di Staples Center. Game di mana Demarcus Cousins memulai debutnya setelah cedera panjang pertengahan musim lalu.
Warriors, tim ini, terlalu mudah mendapat ruang gerak dan ruang tembak. Kita bisa melihat Cousins yang belum kembali ke bentuk permainan terbaiknya mendapat ruang tembak yang sangat-sangat lapang, dua kali, dan dua tembakan tersebut masuk.
Cousins bisa mendapat ruang tembak seleluasa itu karena dua defender lawan menganggap, pada saat itu, Cousins belum terlalu berbahaya. Mereka menganggap Klay Thompson yang bergerak ke dalam lebih mungkin menghasilkan tiga angka ketimbang Cousins. Tidak heran begitu Thompson masuk ke dalam, tiga pemain Clippers langsung mengerubungi Thompson yaitu Patrick Beveley (21), Boban Marjanovic (51), dan Jonathan Montley (15). Ruang tembak Cousins makin lapang karena Thompson yang bergerak menghindari kejaran Tyrone Wallace (9) dengan cerdik berlari ke arah Marjonovic. Karena geraknya asterhambat, Marjonovic tidak sempat menutup ruang gerak Cousins yang bebas tidak terkawal.
Angka terakhir Cousins malam itu juga tercipta dengan proses yang nyaris serupa. Bedanya posisi Thompson diisi Curry yang kali ini bergerak tanpa bola masuk ke dalam menghindari kejaran Wallace.
Kadang, itulah yang membedakan all star (dan superstar) dengan role player, pemain yang konsisten mengisi posisi starter namun bisa dibilang bukan bintang. Akurasi dan konsistensi para all star dan superstar dalam mencetak angka membuat mereka mesti dijaga ketat, kadang lebih dari satu pemain. Istilah NBA-nya gravitasi (gravity), kemampuan menarik perhatian dan penjagaan pemain lawan. Pemain seperti ini masih tetap bisa mencetak angka, meski dalam posisi yang sulit.
Kebetulan Golden State Warriors punya lebih dari dua pemain yang punya gaya gravitasi seperti itu, Kevin Durant dan Steph Curry jelas dua aktor utama. Hanya saja, kita tidak bisa mengabaikan Klay Thompson dan Demarcus Cousins. Kehadiran empat all star (lima dengan Draymond Green) membuat tim lawan jadi sulit menentukan pilihan. Siapa yang mesti dijaga lebih ketat.
Pilihan Clippers waktu itu jatuh pada Cousins. Kebetulan alasannya cukup wajar. Cousins yang lebih bugar akan bisa dengan mudah menciptakan dunk di menit 7.45 perempat kedua lusa lalu.
Karena dianggap dan memang belum sepenuhnya bugar, para pemain Clippers mencoba menembak tepat di hadapan pengawalan Cousins. Sayang, tembakan mereka dua sampai empat kali meleset lantaran tinggi tubuh dan jangkauan tangan Cousins menyulitkan para pemain Clippers menembak.
Ngomong-ngomong soal kebugaran pemain, ada hal menarik dari NBA dalam dua tiga musim belakangan. Meski teknologi kesehatan dan kebugaran olahraga dinilai makin baik, cedera pemain justru dinilai makin meningkat. Tahun lalu saja, cedera pemain meningkat 31% dari musim sebelumnya. Alasannya sederhana.