Lihat ke Halaman Asli

Batik Mande Praja Caruban Sebagai Identitas Cirebon

Diperbarui: 18 Desember 2020   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap organisasi atau instansi pastinya memiliki suatu hal yang menjadi ciri khas organisasi atau instansi tersebut. Ciri khas suatu organisasi diperlukan untuk membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Dengan kata lain, ciri khas suatu organisasi merupakan gambaran identitas orgnisasi tersebut. Identitas dapat ditunjukkan melalui berbagai cara, seperti melalui pakaian, karya seni, dan sebagainya. Salah satu caranya adalah melalui pakaian atau seragam. Seperti, SD (Sekolah Dasar) dengan seragam berwarna putih merah, SMP (Sekolah Menengah Pertama) dengan seragam putih biru, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan seragam cokelat, dan sebagainya. Akan tetapi, bagaimana antar sekolah dasar atau pegawai negeri sipil dibedakan antar daerah kerjanya? Salah satu cara membedakannya adalah melalui seragam batik. Batik setiap sekolah, baik negeri maupun swasta pastinya berbeda. Begitu pula dengan batik pemerintah, yang biasanya menggunakan motif batik yang menjadi ciri khas daerahnya.

Baldwin, dkk. dalam bukunya mengatakan bahwa identitas seseorang atau suatu kelompok diperoleh melalui atribut yang melekat pada diri atau kelompok tersebut. Atribut tersebut dapat berupa bahasa, pakaian, kondisi ekonomi, dan sebagainya (Baldwin, dkk., 2014, h. 93). Menurut Gudykunst & Kim (2003) identitas melibatkan pengklasifikasian individu berdasarkan atribut -- atribut yang digunakan oleh seorang individu. Orang -- orang yang menggunakan atau memiliki atribut yang sama diklasifikasikan menjadi satu kelompok (Baldwin, dkk., 2014, h. 94). Identitas juga tidak bisa ada tanpa adanya komunikasi. Dengan kata lain identitas seseorang atau sekelompok orang ditampilkan melalui komunikasi. Identitas juga mempengaruhi komunikasi. Dalam setiap pesan yang disampaikan oleh seseorang atau sekelompok orang, mengandung identitas orang tersebut, yang kemudian tampil dari atribut -- atribut yang digunakan oleh orang atau kelompok tersebut (Baldwin, dkk., 2014, h. 95). Identitas juga tidak bersifat mutlak, tetapi dentitas bersifat dinamis dan multipel. Identitas terdiri atas konstruksi sosial dari berbagai bidang yang ada dalam kehidupan seperti politik, ekonomi, dan sebagainya. Dengan kata lain, identitas merupakan perbedaan yang diklasifikasikan, serta dipahami melalui berbagai media atau atribut, dan melalui berbagai cara, bergantung pada individu yang memahami identitas tersebut.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon baru saja merilis seragam dengan motif batik yang baru. Pada tanggal 30 November 2020 tepatnya, di studio televisi lokal Cirebon, Pemkab Cirebon memperkenalkan batik Mande Praja Caruban. Dikutip dari Radar Cirebon (2020), batik Mande Praja Caruban akan menjadi seragam batik Pemerintah Kabupaten Cirebon dan Pemerintah desa yang ada di kabupaten Cirebon. Batik Mande Praja Caruban menjadi pengganti batik sebelumnya, yaitu batik berwarna merah dengan motif Mega Mendung, atau akrab disebut batik merah (Radar Cirebon, 2020). Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Cirebon (2020), batik Mande Praja Caruban berasal dari lomba desain batik tahunan, tahun 2019, di Kabupaten Cirebon. Desain batik Mande Praja Caruban merupakan desain yang dibuat oleh salah satu seniman batik Cirebonan, dan memenangkan lomba tahunan tersebut. Kemudian, hak cipta atas batik tersebut menjadi milik Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Peraturan Bupati nomor 47 tahun 2020 (Suaracirebon.com, 2020). Desain batik Mande Praja Caruban memiliki perpaduan warna cokelat dan putih. Tidak hanya itu, dalam desain batik Mande Praja Caruban terdapat motif batik khas Cirebon yaitu, Mega Mendung. Desain batik tersebut mengandung identitas individu yang memakainya, sejarah, dan identitas kabupaten Cirebon. Dengan kata lain, seragam batik Mande Praja Caruban menjadi salah satu media Kabupaten Cirebon untuk menunjukkan identitas Kabupaten Cirebon. Nama batik Mande Praja Caruban memiliki arti untuk masing -- masing kata yang membentuk namanya. Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Cirebon (2020), motif utama pada batik Mande Praja Caruban adalah motif Mande. Mande sendiri memiliki arti balai atau tajug atau bangunan yang digunakan untuk berkumpul, berdiskusi, bermusyawarah, berdakwah dan sebagainya. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Cirebon mengatakan pada zaman dahulu, Mbah Kuwu Cirebon memerintahkan Ki Gede untuk membangun balai atau mande yang kemudian digunakan untuk menyiarkan ajaran islam (Disbudparpora, 2020). Selanjutnya, arti dari kata Praja adalah pegawai pemerintahan atau orang -- orang yang aktif pada lingkungan pemerintahan. Dimana, dalam konteks ini, batik tersebut akan digunakan oleh pegawai Pemerintah Kabupaten Cirebon serta pegawai pemerintah desa. Kemudian kata Caruban berarti Cirebon. Kata Caruban mengandung makna mengenai keberagaman budaya dan potensi kekayaan alam serta budaya Cirebon. Sehingga, Mande Praja Caruban dapat diartikan sebagai tempat berkumpulnya pegawai Pemerintah Kabupaten Cirebon, dengan segala keanekaragaman yang terkandung di dalamnya.

Batik Mande Praja Caruban yang menjadi motif baru untuk seragam batik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon dapat dikatakan sebagai representasi dari budaya Cirebon yang dibawa oleh pegawai Pemerintah Kabupaten Cirebon. Acara perilisan batik Mande Praja Caruban tersebut didokumentasikan dan disiarkan melalui media lokal kota Cirebon, dengan tujuan mengenalkan batik baru yang akan menjadi seragam pemerintah. Hal tersebut diperlukan, selain karena identitas tidak bisa ada tanpa komunikasi. Hal tersebut diperlukan agar warga Cirebon dan sekitarnya mengetahui bahwa tanda atau pembeda pegawai Pemerintah Kabupaten Cirebon yang baru. Adanya pembaruan motif batik untuk seragam pegawai Pemerintah Kabupaten Cirebon juga menggambarkan identitas yang tidak bersifat mutlak. Nama Mande Praja Caruban yang memiliki arti bale atau tajug pegawai Pemerintah Kabupaten Cirebon menggambarkan sejarah serta kebudayaan yang ada di Cirebon. Layaknya kata 'Mande' yang berasal dari sejarah Mbah Kuwu yang meminta pertolongan kepada Ki Gede untuk membangunkan sebuah tempat berkumpul yang kemudian digunakan sebagai tempat menyiarkan agama islam. Kata 'Caruban" juga mengandung sejarah, serta arti kebudayaan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Caruban merepresentasikan kata Cirebon. Caruban sendiri merupakan nama asli Cirebon pada zaman dahulu. Kata 'Caruban' dalam nama Mande Praja Caruban juga mempresentasikan letak geografis Cirebon, khususnya Kabupaten Cirebon. Dimana Kabupaten Cirebon menjadi gerbang masuk ke arah provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Cirebon memiliki keragaman budaya berkat letak geografisnya. Cirebon menjadi tempat pertemuan budaya Sunda dengan budaya Jawa. Pertemuan budaya tersebut menciptakan budaya baru yaitu budaya Cirebon. Budaya yang dimaksud dalam konteks ini terdiri atas berbagai unsur, seperti bahasa, kepercayaan, mata pencaharian, dan sebagainya. Tidak hanya itu, apabila melihat asal usul kata Mande dalam nama Mande Praja Caruban, kita dapat melihat bahwa mayoritas masyarakat di Cirebon memeluk agama islam. Selain itu, keraton -- keraton yang ada di Cirebon berbasis agama islam. Maka dapat disimpulkan bahwa, Pemerintah Kabupaten Cirebon mengembangkan tampilan identitasnya melalui atribut yang digunakan oleh pegawai pemerintahnya, yang dalam konteks ini adalah pakaian atau seragam batik pegawai Pemerintah Kabupaten Cirebon. Desain motif batik yang baru bernama Mande Praja Caruban, yang memiliki arti bale atau tajug pegawai Pemerintah Kabupaten Cirebon. Dalam nama batik tersebut juga merepresentasikan budaya kota Cirebon yang terdiri atas keberagaman yang berasal dari pertemuan dua budaya (berdasarkan letak geografisnya), serta merepresentasikan agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Cirebon adalah agama Islam.

Daftar Pustaka

Baldwin, J. R., Coleman, R. R., Gonzalez, A., & Packer, S. S. (2014). Intercultural Communication for Everyday Life. UK: John Wiley & Sons Ltd.

Disbudparpora. (2020, Juni 4). Motif dan Makna Mande Praja Caruban Batik Dinas Baru Pemda Kabupaten Cirebon. Retrieved from Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon: https://disbudparpora.cirebonkab.go.id/motif-dan-makna-mande-praja-caruban-batik-dinas-baru-pemda-kabupaten-cirebon

Radar Cirebon. (2020, Desember 1). Batik Mande Praja Caruban Resmi Di-launching. Retrieved from Radarcirebon.com: https://www.radarcirebon.com/2020/12/01/batik-mande-praja-caruban-resmi-di-launching/

Suaracirebon.com. (2020, Desember 17). Disiapkan Jadi Pengganti Barik Merah Pemkab, Batik Mande Praja Caruban Mulai Dipakai Desember. Retrieved from Suaracirebon.com: https://suaracirebon.com/2020/12/disiapkan-jadi-pengganti-batik-merah-pemkab-batik-mande-praja-caruban-mulai-dipakai-desember/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline