Lihat ke Halaman Asli

Tenanglah

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Lagi sedih ya...."
Ya...,kenapa...?

Menatap hatiku yang tertipu oleh ragu
Tapi biarlah toh ini kuasaMU kan TUHAN
Masak sich aku harus tersenyum terus, kasihan kan rasa sedihku pasti iri nanti.

Sungguhkah kau ikhlas dengan dukamu ini....

"Ikhlas",...tidak....!!
"Tapi harus ikhlas kan", ya ...aku harus ikhlas dengan sedihku ini

Menangis mengurangi debit air mata mungkin akan melegakan nafas hidupku.
Owhhhhh....TIDAK....
Karna aku yakin masih ada kebahagiaan yang juga membutuhkan derai air mataku.
Sungguhkah TUHAN...

Kemarin kan kamu pernah jatuh tersungkur di antara lumpur hingga rasa kau sulit untuk bangkit.
Nyatanya hari ini kau mampu merasa sedih lagi.
Sungguh ini adalah suatu teori khusus yang harus kau dalami.

Belajarlah dan terus belajar dari air matamu...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline