Lihat ke Halaman Asli

Silase Jadi Solusi di Desa Banyuanyar

Diperbarui: 15 Desember 2023   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Tim MBKM Riset  Fakultas Peternakan

Sebagian besar warga Banyuanyar telah menggunakan ternak sapi perah sebagai sumber pendapatan mereka selama hampir dua puluh tahun. Desa ini menghasilkan sekitar 3.500 hingga 4.000 liter susu setiap harinya. Untuk mendapatkan susu berkualitas, maka diperlukan manajemen pemeliharaan yang baik salah satunya pemberian pakan hijauan. Peternakan sapi perah merupakan komoditas andalan desa yang masih menghadapi masalah besar, yaitu ketersediaan pakan hijauan yang sulit di temukan saat musim kemarau.

Maka dari itu, tim MBKM Riset dari Fakultas Peternakan UNS dibawah Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Agr. Ir. Sigit Prastowo, S.Pt., M.Si., IPM., ASEAN Eng. melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan silase. Sosialisasi dan pelatihan pembuatan silase juga dibimbing langsung oleh dosen Yuli Yanti, S.Pt., M.Si. Ph.D. untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Antusiasme anggota KTT untuk bertanya, menjawab, dan menyampaikan masalah serta keluhan mereka menunjukkan bahwa partisipasi aktif  dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Silase adalah metode pengawetan hijauan atau hijauan kering dengan cara difermentasi. Pembuatan silase dilakukan di rumah COWBOY, Dukuh Wangan, Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali.

Bahan untuk pembuatan silase cukup mudah untuk dicari yaitu Molases (tetes tebu), EM4, dan hijauan (rumput kolonjono). Tata cara pembuatan silase yaitu potong rumput hijau tersebut dengan ukuran 5-10 cm dengan menggunakan parang, atau dengan menggunakan mesin chopper. Setelah itu, campurkan bahan pakan tersebut menggunakan EM4 dan molases hingga menjadi satu campuran. Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo dan sekaligus dipadatkan sehingga tidak ada rongga udara. Setelah pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan lembaran plastik, dan ditutup rapat, dan diberi pemberat seperti batu, atau kantong plastik.

Tentunya dengan dilakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan silase tersebut diharapkan permasalahan yang berada di Dukuh Wangan, Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali bisa teratasi dengan baik kedepanya.

Untuk diketahui, tim MBKM Riset dari Fakultas Peternakan UNS terdiri dari 11 personel yang masing-masing adalah Apriliya Hanifa T, Bagas Tirta Wijaya, Candha Aji Prakoso, Deni Estu Pamungkas, Diska Difiana Salsabilla, Hanif Rahmat F, Kibar Muhammad P, Kurnia Sari, laila Sulistyorini, Renda Adib Tantra Wijaya, Yusuf Sholehudin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline