Lihat ke Halaman Asli

Canda Pia Pertiwi

Saya masih berstatus mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Cyberbullying di Media Baru dan Persebarannya

Diperbarui: 29 Juni 2022   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cyberbullying adalah di mana seseorang menindas orang lain secara online (misalnya di situs media sosial) atau dengan mengirim email atau pesan menggunakan telepon, komputer, atau tablet. Bullying adalah perilaku yang berulang oleh individu atau kelompok dengan maksud untuk menyakiti orang atau kelompok lain. Cyberbullying dapat melibatkan sosial, psikologis dan bahkan dalam kasus yang ekstrim kerusakan fisik. Karena anak-anak dan remaja sering online, sulit bagi mereka untuk menghindari cyberbullying.

Pesan, video, dan gosip jahat dapat menyebar dengan cepat secara online dan sulit untuk dihapus sepenuhnya. Tangkapan layar dan salinan dapat dengan mudah dibuat dan dibagikan secara luas dengan orang lain. Hal ini memudahkan cyberbullying menyebar dengan cepat dan tidak terkendali. Seringkali, pelaku atau penyerang dapat tetap tidak diketahui oleh korban, karena mereka menggunakan akun palsu atau anonim untuk menyembunyikan identitas mereka. Hal ini dapat membuat sulit untuk berhenti, dan lebih sulit bagi orang dewasa untuk melihat dan mengelola.

Ada efek abadi yang tidak ada habisnya yang dapat ditimbulkan oleh intimidasi pada individu, termasuk efek pada kesehatan fisik, emosional, psikologis, akademik, perilaku, sosial, dan ekonomi mereka. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala intimidasi sangat mirip dengan gejala gangguan stres pasca-trauma dan ada korelasi antara keduanya. Kadang-kadang, orang dewasa yang mengalami indimidasi di masa muda mereka mungkin mengalami kenangan yang mengganggu tentang diintimidasi bertahun-tahun kemudian.

Internet bisa menyenangka, dan ramah tetapi juga bisa merusak, menyinggung, dan jahat. Dalam kasus seseorang mengalami cyberbullying atau body shamming, ada beberapa strategi yang bisa mereka praktikkan untuk mencegah trauma. Misalnya, berlatih perawatan diri. Ini mungkin tanpak sederhana, tetapi ini adalah salah satu strategi yang banyak orang perjuangkan untuk diprioritaskan. Strategi kunci lain yang dapat diikuti oleh semua orang adalah menyebarkan kesadaran. Cyberbullying adalah topik yang perlu dibicarakan untuk mendorong interaksi dan pengalaman online yang lebih positif dan memuaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline