Lihat ke Halaman Asli

Konglomerasi Disney Berbuah Dominasi, Mampukah Kita Berkontribusi?

Diperbarui: 8 November 2020   05:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

image source: barrons.com

Siapa yang merasa asing dengan kata "Disney"? Hampir pasti jawabannya tidak ada. Yap! Disney adalah sebuah kerajaan komunikasi terbesar di dunia yang mampu menghasilkan sekitar $38 miliar per tahunnya. Disney memulai perjalananya di awal abad ke-20 di bawah kepemimpinan Walter Disney yang memiliki visi untuk menggunakan kartun animasi dan film layar lebar sebagai bisnis utamanya.

Dengan berbagai film produksinya, perlahan nama Disney mulai dikenal dan bahkan menjadi  alternatif hiburan bagi banyak orang. Film-film kartun animasi yang begitu ikonik seperti Mickey Mouse dan Donald Duck mungkin hingga saat ini masih begitu jelas teringat di kepala dan sungguh merupakan kenangan yang begitu menggembirakan ketika masa kanak-kanak dulu.

Berbicara mengenai Disney, ternyata Disney tidak hanya memproduksi kartun animasi semata loh! Yuk simak perjalanan Disney dan apa saja yang sudah dimilikinya hingga saat ini, serta apa yang dimaksud dengan konglomerasi media dan dampaknya bagi Indonesia.

Kesuksesan film-film Disney dimulai pada tahun 1960 dengan film-film 101 Dalmatians, Mary Poppins, The Jungle Book, and The Love Bug sebagai andalannya. Dilanjutkan dengan pembukaan taman hiburan besar di Orlando, Florida pada tahun 1971 dan Tokyo Disneyland pada tahun 1983 membuat nama Disney semakin menggurita dan menguasai jagat hiburan Internasional. 

Dilanjut pada tahun 2006 Disney membeli Pixar (studio animasi komputer di Amerika Serikat) yang terkenal dengan Toy Storynya dan pada tahun 2009 membeli Marvel Comics atau Marvel Entertainment yang terkenal dengan serial Avengersnya. Kemudian pada tahun 2012 Disney membeli Lucasfilm, perusahaan produksi film Amerika Serikat yang terkenal dengan serial film Starwarsnya.

Selain film, Disney juga terus melebarkan sayapnya untuk taman hiburan besar kelas internasional. Pada tahun 2005 Hong Kong Disneyland dibuka dan mendapatkan antusias yang begitu luar biasa. Kemudian pada tahun 2016, Disneyland di Shanghai, China telah resmi dibuka.

Seiring berjalannya proses akuisisi dan pembelian-pembelian perusahaan atau studio produksi oleh Disney, pada akhir tahun 1990-an Disney juga memulai situs yang memungkinkan siapapun dari berbagai belahan dunia untuk membeli produk Disney secara orisinil.

Secara sederhana, dari perjalanan Disney di atas, kita dapat melihat bahwa perkembangan Disney begitu luar biasa khususnya di bidang hiburan. Tidak hanya bidang hiburan perfilman, tetapi juga taman bermain yang kemudian diikuti oleh penjualan merchandise dan merek serta lisensi. 

Perlu diketahui juga bahwa Disney tidak hanya bergerak di ranah hiburan saja. Disney juga bergerak di ranah media berita melalui ABC dan ABC News.

Bisnis Disney yang semakin menggurita begitu melekat dalam lini kehidupan masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Mari kita lihat sumbangsih Indonesia terhadap bisnis Disney. 

image source: imdb.com

Tercatat bahwa Film Avengers : Endgame telah menggeser Avatar yang berada di nomor pertama film terlaris sepanjang masa. Avengers: Endgame berhasil mencatatkan laba 38 Triliun rupiah dan menembus 1,2 miliar dollar AS hanya dalam 5 hari.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline