Lihat ke Halaman Asli

Calvin Daniswara Bahtiar

Pencapaian saya adalah pendiri Hampgiftyuk, jasa pembuatan bouquet dan hampers

Mengapa Empati Menjadi Soft Skill Terpenting di Era Digital?

Diperbarui: 28 Oktober 2024   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.vecteezy.com/photo/3287858-psychologist-put-hand-on-shoulder-cheer-up-to-mental-depress-man

Di era digital yang semakin cepat dan terhubung, empati menjadi soft skill yang krusial untuk menjaga kualitas hubungan, baik dalam lingkungan profesional maupun sosial. Ketika interaksi banyak bergantung pada teks atau komunikasi virtual, keterampilan empati membantu mengatasi potensi miskomunikasi dan ketegangan yang mudah muncul dalam lingkungan digital.

1. Pentingnya Empati dalam Dunia Kerja Digital

Dalam konteks profesional, empati mendorong hubungan yang lebih solid antar anggota tim, terutama ketika mereka bekerja secara jarak jauh. Pemimpin yang memiliki empati akan lebih memahami kebutuhan tim, mendengarkan dengan lebih baik, dan merespons dengan cara yang mendukung. Ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung inovasi dan kreativitas, di mana semua anggota merasa dihargai.

Contoh Praktis: Saat ada tim yang merasa kelelahan atau terbebani, seorang pemimpin yang empati akan memprioritaskan kesehatan mental mereka, mungkin dengan memberi waktu istirahat atau menyesuaikan target.

2. Empati dalam Interaksi Sosial di Era Media Sosial

Di media sosial, di mana komentar cepat dan sering tidak dipikirkan matang-matang, empati membantu individu lebih memahami perspektif orang lain. Ini menciptakan suasana yang lebih inklusif dan mendorong diskusi yang lebih bermakna daripada debat yang tidak produktif.

Contoh Praktis: Dalam diskusi kontroversial, pengguna yang berempati akan mencoba memahami sudut pandang lawan bicara sebelum merespons, sehingga percakapan lebih konstruktif.

3. Mengasah Empati dalam Dunia Digital

Melatih empati dalam konteks digital dapat dilakukan dengan beberapa cara:

  • Mendengarkan Aktif: Fokus pada apa yang dikatakan dan dituliskan oleh orang lain tanpa langsung bereaksi. Ini membantu kita memahami maksud asli dan emosi di balik kata-kata mereka.
  • Mencari Perspektif Berbeda: Seringkali, kita terjebak dalam sudut pandang pribadi. Mencoba melihat suatu masalah dari perspektif orang lain dapat memperluas pemahaman kita.
  • Respons Terukur: Dalam interaksi digital, menunda sejenak sebelum merespons membantu kita menghindari respons emosional yang mungkin tidak produktif.


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline