Lihat ke Halaman Asli

Bonnie Soeherman

I am a trainer in the field of innovation, management accounting, and business modeling

Ultraman Z, Serial Terbaik Menandingi New Generations?

Diperbarui: 28 Desember 2020   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar temen saya, yang juga fans Ultraman, bersepakat, bahwa serial Ultraman Z adalah satu yang terbaik di era new generation. Bener ngga sih opini mereka? Di video kali ini, saya akan membahas 10 angle yang berbeda untuk membuktikan, apakah benar, serial ultraman Z adalah yang terbaik di eranya.

Baru saja episode z berakhir. Masih terngiang kuat kenangannya. Sulit banget buat move on. Setelah beberapa kali nonton, saya menemukan 10 alasan bahwa serial Ultraman Z memang yang terbaik.


1. Serial ini berhasil memuaskan lintas generasi 

Setiap Sabtu, saya dan Calvin duduk manis menantikan premiere Ultraman Z. Kami sama-sama menikmati serial ini. Salah satu alasannya, serial Ultraman Z menyuguhkan disain visual Ultraman yang mampu melintasi jarak generasi. Hingga video ini dibuat, Z telah tampil dengan 5 variasi form yang disainnya mewakili berbagai selera dan generasi. Contohnya, Beta smash yang identik dengan tampilan Ultraman klasik, nuansanya showa banget. Trus, gamma future yang bernuansa heisei dan alpha edge plus delta rise claw yang berusaha memuaskan selera pasar kekinian. Sebenarnya apa maksud dari Tsuburaya? Dari perspektif marketing, ini adalah bagian dari strategi pengepungan. Ultraman Z berusaha mengepung berbagai generasi dalam 1 film dan ia telah melakukannya dengan baik.


2. Drama-nya cukup natural dan ngga lebay 

Haruki, Hebikura, Yoko, Yuka, Bako, mereka memainkan perannya dengan baik. Penokohan dan karakterisasinya, mostly dapet. Pembawaannya natural dan ngga lebay lebay amat. Terutama Haruki dan Yuka, bener bener menunggaling dengan perannya. Haruki yang lugu, loyal, baik hati, dan lembut hati, sampai bikin kesel penonton saat galau ngadepin Redking. Yuka, tim scientist yang terobsesi dengan penelitan dan rekayasa genetika kaiju dan mecha, ekspresif dan emosional. O ya, Yoko pun memainkan peran terakhirnya dengan sangat baik, saat dirinya kemasukan Cerebro, sampe keinget-inget Sadako, jauh lebih serem dari peran Kaburagi.


3. Emosional

Ultraman Z, menampilkan beberapa scene emosional. Diawali dengan kenangan masa kecil Haruki di episode 11. Haruki malang yang kehilangan ayahnya akibat serangan Kaiju. Trauma masa lalu yang berlanjut hingga episode 14. Belas kasihan Haruki yang berlebihan membuatnya termanipulasi tak berdaya, kehilangan visi dan logika. Walau pada akhirnya, ia sadar akan panggilan hidupnya, bukan untuk menghancurkan monster tapi melindungi kehidupan.


4. Subliminal message tentang moral yang relatif kuat

Masih ingat adegan akhir sebelum Haruki dan Z meninggalkan bumi di episode 25? Terlihat mereka membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan. Tata krama yang sudah makin jarang kita jumpai di zaman yang katanya modern. Inilah hal lain yang membuat Ultraman Z layak diperhitungkan. Cukup banyak adegan sisipan tentang moral dan nilai-nilai kehidupan tentang kesantunan seperti menghormati pemimpin, orang tua, belajar meminta maaf, kesetiaan, tanggungjawab, dan lain sebagainya.   


5. Cinematografi yang fresh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline