Lihat ke Halaman Asli

Kuasa Gelap: Habis Gelap Terbitlah Terang

Diperbarui: 18 Oktober 2024   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Di era modern yang semakin terbuka, film horor “Kuasa Gelap” berhasil menarik perhatian dengan mengangkat tema eksorsisme dari perspektif agama Katolik. Dirilis pada tanggal 3 Oktober 2024, film ini tidak hanya menawarkan keseruan horror klasik, tetapi juga menunjukkan komitmen dalam merepresentasikan tradisi religius Katolik dalam konteks eksorsisme. Sejak rilisnya di teater, “Kuasa Gelap” telah berhasil menarik perhatian warga Indonesia dengan lebih dari 1 juta penonton pada 2 minggu pertama

Film “Kuasa Gelap” didominasi oleh ritual eksorsisme yang dilakukan oleh dua pastor, Romo Thomas (diperankan oleh Jerome Kurnia) dan Romo Rendra (diperankan oleh Lukman Sardi). Ritual ini merupakan bagian integral dari agama Katolik, dimana para imam dilibatkan dalam usaha mengusir setan dari korban kerasukan. Film ini memberikan gambaran detail tentang langkah-langkah ritual eksorsisme, termasuk pembacaan litani, penggunaan objek sakral, dan dialog-dialog spiritual yang relevan dengan teks-teks Alkitab. Pandangan Katolik dalam film juga tercermin melalui karakter utama, Romo Thomas. Karakter ini mulai meragukan imannya karena tragedi keluarga yang dihadapi, tetapi akhirnya dipanggil untuk menjalankan tugas terakhir sebagai pastor. Hal ini menunjukkan bahwa iman bukan hanya sekadar keyakinan, tapi juga menjadi sumber kekuatan bagi manusia dalam menghadapi kesulitan hidup

Film “Kuasa Gelap” mencoba menyampaikan realisme dalam representasi eksorsisme dengan beberapa aspek. Sutradara Bobby Prasetyo secara spesifik ingin menampilkan konteks lokal Indonesia dalam cerita eksorsisme. Misalnya, permainan jelangkung yang dimainkan Kayla (diperankan oleh Lea Ciarachel) dan Cilla (diperankan oleh Freya JKT48) adalah praktik okultisme yang umum di Indonesia. Hal ini membuat cerita semakin autentik dan relevan dengan budaya tempat khususnya Indonesia. Detail ritus pengusiran setan dalam film sangat mendalam, membuat penonton merasa ikut serta dalam proses tersebut. Adegan-adegan yang menegangkan, seperti ketika pastor mengendarai mobil atau saat Kayla berada di balkon kamar tidur, berhasil meningkatkan intensitas horor tanpa harus bergantung pada jumpscare biasa-biasa saja. Namun, ada beberapa kritik yang menyatakan bahwa momen-momen tertentu masih belum sepenuhnya dikembangkan. Misalnya, alasan Kayla sampai kerasukan dan variasi cara setan mengolok Tuhan dan mengintimidasi romo masih kurang teliti. Meskipun begitu, film ini sudah meletakkan fondasi baik untuk pengembangan kisah eksorsisme selanjutnya

“Kuasa Gelap” bukanlah hanya sebuah film horor biasa, tetapi menjadi upaya untuk merepresentasikan pandangan Katolik dalam konteks eksorsisme dengan detail yang mendalam. Meskipun ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, film ini telah menunjukkan kemampuan dalam menggabungkan elemen-elemen supernatural dengan teologi Katolik. Dengan demikian, film ini patut dinilai sebagai langkah positif dalam pengembangan industri horor Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline