Lihat ke Halaman Asli

Kurang Tidur di Malam Hari Ternyata Dapat Menyebabkan Penyakit Alzheimer

Diperbarui: 29 Mei 2018   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ada artikel yang cukup meresahkan saya di majalah New Scientist, edisi 14 Oktober 2017. Matthew Walker, seorang peneliti mengenai tidur dari University of California, mengungkapkan fakta bahwa kurangnya waktu tidur di malam hari akan meningkatkan kadar beta-amyloid, yang mana beta-amyloid ini berperan penting dalam terjadinya penyakit Alzheimer.

Temuan ini banyak dipengaruhi oleh penelitian lain yang dilakukan oleh Maiken Nedergaard, dari University of Rochester, yang mengungkapkan bahwa sistem glymphatic (yang bisa dianggap sebagai "petugas kebersihan" otak) akan mencapai puncak kerja dan efektifitasnya pada fase deep sleep. Bisa ditebak kemudian, salah satu sampah yang seharusnya dibuang oleh sistem ini saat fase deep sleep yaitu beta-amyloid tadi.

Yang lebih buruk adalah penumpukan beta-amyloid terjadi di daerah otak yang menginisiasi timbulnya fase deep sleep, yang pada akhirnya akan membuat fungsi bagian otak tersebut akan menurun. Jadi, ini seperti lingkaran setan : kurang deep sleep, maka beta amyloid akan bertambah, selanjutnya akan semakin mengurangi deep sleep, kemudian siklus tersebut akan terus berulang. Rasanya mengerikan bila membayangkan apa yang dapat terjadi bila hal ini terjadi dalam jangka waktu bertahun-tahun.

Ini sangat nyata. David Holtzman, dari University of Washington, telah mengujicobanya pada manusia. Dengan mencegah para orang coba tersebut untuk masuk ke fase deep sleep saat tidur di malam hari (tanpa membangunkan mereka), keesokan harinya ternyata didapatkan peningkatan jumlah beta-amyloid yang signifikan.

Ini merupakan mimpi buruk bagi sebagian orang, terutama profesi-profesi yang "membiasakan" untuk begadang di malam hari (misalnya, dokter atau polisi), serta para penderita insomnia. Bagi pihak yang disebutkan terakhir tadi, pemberian obat tidur ternyata tidak banyak membantu oleh karena tidak dapat menghasilkan fase-fase tidur yang sama seperti yang dihasilkan saat tidur secara alami.

Ini merupakan berita yang tergolong baru oleh karena selama ini penyakit Alzheimer diketahui hanya disebabkan oleh faktor keturunan. Jadi, bagi anda yang masih bisa tidur pada malam hari dengan nyenyak dan alami, anggaplah itu sebuah karunia. Tidak semua orang bisa dengan mudah melakukannya.

Dan bagi pemerintah dan pihak-pihak yang terkait, seharusnya dapat merumuskan kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan yang dapat mengurangi resiko timbulnya Alzheimer dalam masyarakat. Meningkatnya penderita Alzheimer jelas akan mengurangi produktifitas suatu bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline