Lihat ke Halaman Asli

Izzulhaq At Thoyyibi

Santri, Freelancer

Humor Santri: Jalan Sedokan

Diperbarui: 30 Mei 2024   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Penulis Artikel/Milik Pribadi

Kitab kuning, kitab pegon atau kitab makna petuk, merupakan naskah yang menjadi ciri khas dari pesantren salaf untuk santri belajar. Adapun pegon digunakan sebagai istilah bahasa selain Arab namun ditulis dengan huruf Arab. Dalam konteks ini, bahasa jawa ditulis dengan huruf Arab, biasanya dipakai untuk memberi terjemah pada sebuah kitab.

Rifai dan Slamet, mereka waktu kecil merupakan teman satu pesantren. Sudah beberapa tahun mereka berdua tak saling jumpa, mereka seringkali hanya bisa berinteraksi jarak jauh via surat.

Karena seorang santri, tentu saat menulis surat mereka menggunakan tulisan Arab pegon, ketika tanya "Piye kabarmu", maka ditulis "فِيْيَي كابارمو".

Sehingga pada suatu waktu ada kesempatan untuk berjumpa, Slamet ingin mengunjungi Rifai yang berada di Pekalongan. Rifai memberi tahu alamatnya kepada Slamet bahwa alamat rumahnya ada di Jalan "Sedokan" no. 10 via surat dengan tulisan pegonnya, "سيدوكان"

Saat Slamet sudah dekat dengan desa Rifai, dia menaiki becak untuk menuju rumah Rifai. Tentu sebelum tukang becak mengayuh, dia terlebih dahulu bertanya kepada Rifai, "Mau ke mana Kang?", "Ke Jalan Sayyid wa Kana", jawab Slamet. Sontak tukang becak pun bingung.

Inspirasi: Pengajian Minhajul Abidin oleh KH. Yahya Cholil Staquf episode 1 di kanal Youtube "Gus Mus Channel"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline