Dalam detik-detik akhir penentuan dukungan, banyak yang menerka dan menimbang: ke mana arah Demokrat?
Tergambarkan betapa rumit dan sulitnya SBY dalam omongan banyak teman, baik secara face-to-face, group whatsapp, ataupun group-group lainnya.
Namun, saya menduga, SBY akan memposisikan dirinya netral, dan dugaan saya tak meleset jauh, Demokrat pun memutuskan netral.
Alasan saya memiliki penilian SBY harus netral adalah bahwa SBY masih memiliki agenda yang menjadi amanatnya di periodenya ini, yaitu penegakkan supremasi hukum, tiang yudikatif harus ditegakkan! Dalam rentang Pencalonan sampai dengan proses pelantikan presiden baru adalah masih masa tanggung jawab SBY sebagai presiden untuk memegang amanah di atas.
Di tengah masa itu, jelas komponen yudikatif harus terus bekerja, termasuk KPK, maka tak salah lagi ketika Suryadharma Ali si ketum PPP itu tiba-tiba dicokok KPK sebagai tersangka.
Bayangkan bila SBY berada di salah satu pihak, ke Jokowi, misalnya. Bukankah akan ada perang paregreg tuh?
Ataupun nanti sebaliknya ada tokoh partai pendukung Jokowi yang diciduk penegak hukum, sementara SBY berada di pihak Prabowo?
Sampeyan dan kita mesti bersyukur memiliki presiden SBY, terlepas bagaimana bagus atau buruknya beliau!
Salam #IndonesiaMercusuarDunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H