Saya tertarik dengan tulisan singkat dari Prof Haedar Nashir pada tautan ini. Menurut beliau:
"Di antara penyebab pecahnya ukhuwah biasanya karena ghanimah, misalnya ghanimah kue kekuasaan dan ananiyah hizbiyah (egoisme kelompok). Prof Haedar mengingatkan ghanimah sering membuat lalai dan membuat lupa terhadap saudara. Ghanimah harta terlebih ghanimah kekuasaan, biasanya kalau sudah ada di tangan sulit melepaskannya."
Nah ...bagus sekali Pesan Beliau kan. Saya mencoba lihat dari sisi lain, sisi psikologi
Lalu apa yang menyebabkan orang-orang berebut ghanimah, melupakan pesan dari sang pemimpin? Apakah mereka yang berebut harta ghanimah itu sebagai perilaku selfish dan self-interest? Ya, pokoknya sama, mau selfish atau self-interest itu, podho wae, egois, mementingkan diri sendiri. Tetapi kedua istilah itu ternyata beda.
Menurut Richard B. Joelson, DSW istilah selfish untuk menggambarkan sikap, niat, atau tindakan yang melayani kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Sedangkan self-interest, dia menggambarkannya sebagai sikap, niat, atau tindakan yang melayani kepentingan diri sendiri tanpa konsekuensi kepada orang lain.
Note: Richard B. Joelson, DSW adalah seorang psikoterapis, pendidik, dan administrator pekerjaan sosial klinis sejak 1970, seorang master dari universitas Columbia (Columbia University School of Social Work), dan seorang Doctor bidang kesejahteraan sosial di Hunter College School of Social Work di Universitas New York.
Penggunaan selfish dan self-interest dalam keburukan.
Dalam perbuatan yang buruk, selfish dan self-interest memiliki perbedaan tipis, bahkan bisa bercampur karena adanya pembenaran. Ya ini selfish, sebuah sikap, niat, atau tindakan yang melayani kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Kemudian ada pembenaran self-interest bahwa tindakan berebut ghanimah itu toh tidak merugikan orang lain, kan harta rampasan, hartanya orang, dan orangnya sudah kalah perang, ada yang melarikan diri dan ada yang mati. Lha saya yang menang perang ini kalau berebut harta ini kan wajar. Ya, wajar versi pembenaran.
Penggunaan selfish dan self-interest dalam kebaikan
Berbeda kalau selfish dan self-interest itu untuk kebaikan. Orang yang menggunakan self-interest dengan niat membantu orang lain, kemudian dia merasa tidak bahagia, saya nggak enak kalau dianggap selfish. Penelitian Jonathan Z. Berman dan Deborah A. Small dari Sekolah Wharton, Universitas Pennsylvania memberikan kesimpulan bahwa orang kadang-kadang berusaha keras untuk membantu orang lain dan bahwa membantu orang lain bisa terasa menyenangkan. Tetapi mereka heran mengapa perilaku self-interest gagal menunjukkan sesuatu yang menyenangkan. Menurut peneliti itu, salah satu alasan mengapa self-interest tidak mengarah pada sesuatu yang menyenangkan disebabkan karena mereka tidak suka merasa selfish.
Nah ternyata ada lho berperilaku self-interest tanpa selfish (egois). Gimana caranya? (Ketika pilihan itu bukan dari diri sendiri, tetapi dari orang lain)