Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Zulfikarnain Lubis

| Pendiri jakmas.com | newjurnalis.com |

Gerakan Mencintai Adat dan Tradisi dengan Anjangsana 100 Punden

Diperbarui: 20 Februari 2024   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Mencintai Adat Budaya dan Tradisi Dengan Anjangsana 100 Punden / Dokpri

JAKMAS | Ruwah Dusun Kedungpring Sooko Mojokerto yang diadakan pada hari Minggu 18 Februari 2024 di Punden Mbah Samijan,merupakan pelaksanaan yang kedua dari agenda Anjangsana 100 Punden yang digagas oleh kelompok Karahayon yang dipandegani pegiat budaya dan spiritual muda Ki Totok dan Ki Sablenk sebagai wujud nyata gerakan cinta akar budaya. Acara Anjangsana 100 yang pertama kali diadakan satu bulan yang lalu di Punden Singoyudho Desa Sambiroto Mojokerto.

Punden Mbah Samijan tepat berada di pinggir sungai Brangkal yang ditengarai pada masa lalu adalah tempat Nyadran masyarakat setempat sebagai tempat sakral untuk ritual persembahan sesaji dan berdoa dengan cara berkeyakinan pada masa itu.

Menurut Ki Sablenk dan team, di sekitar Punden Mbah Samijan masih ada batu tempat mengikatkan tali perahu, mengingat pada jaman Majapahit dan sebelumnya jalur air sangat penting sebagi jalur perdagangan. Untuk saat ini meski tinggal petilasan namun bagi pegiat spiritual dan budaya tentu sangat penting untuk di uri uri.

Apresiasi para pegiat budaya nampak dari antusiasme ketika Acara yang dipandu Ki Sablenk  meski sederhana namun terasa hikmat. Doa pertama oleh Gus Githut Ketua dari Singaliar, kedua pemaparan tentang pentingnya Media sebagai patner dari para pelaku budaya oleh Syamsul Fuadi SH alias Ki Surya Prana Pimpinan Umum  media online Swara Dharma, ketiga doa oleh Gus Patra dari padepokan Macan Putih dan ke empat doa penutup oleh Mbah Oyek dari Trowulan.

Spirit kembali kepada jati diri Bangsa yang luar biasa pada jaman milenial ini, mulai bisa dilihat dan dirasakan oleh banyak anak muda di Negri ini mulai sadar dan mencari jati diri peradaban leluhur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline