Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Zulfikarnain Lubis

| Pendiri jakmas.com | newjurnalis.com |

Gila, Kekuasaan, Ruh Jasad, Waliyullah

Diperbarui: 11 Mei 2023   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cak Lubis Official - Jejak Lubis Pwdpi

Pandanganku tertuju pada sudut dunia, pada Indah Pelangi setelah hujan sepulang bersua, kutemukan sukar dan senang yang memilah nasib manusia, tatapanku Terkesima pada jasad hidup tanpa arah.

Yang disebut Gila yang duduk dan berjalan hanya pertemuan Lamunan, kekosongan dan tawa, yang tidur pulas tanpa hasrat duniawi berlebih Yang Kutahu ialah gila sesungguhnya.

Kendati Masa tak mengurung masalah dalam fana, pada hakikatnya hidup dunia yang istiqomah pada Fatamorgana, masihku bergulat seputar fikih perihal Gila.

Entah kegilaan Hakiki ialah gerilya Jiwa, pada kepuasan kuasa sementara? ataukah fasilitas kesadaran yang ditarik sang Maharaja?,

Ataukah gila ialah sukmanya dicuri dan dilepas pisahkan dari raga? ataukah gila ialah mereka pemikul tahta dan pangkat yang rajin mengejar puja? atau mereka para wakil Tuhan, yang Tuhan kan diri atasan dengan dusta? tak sekali kutemui tetua berdahi kehitaman namun akhlak tak dijaga.

 
Pun kutemui tetua berjanggut panjang keputihan namun tamat akan dunia, juga tetua bersalib dan bersanding Rosario namun amanat Tuhan tak dipelihara, pula tak sekali kutemui hampa musafir yang bersemayam dalam tawadhu' dan rahasia, yang dikafirkan dan dianggap gila karena sujud dalam cinta tanpa hasrat dunia.

Nalarku mendeteksi bahwa kenal pada sadar ialah yang mengerti hakikat Alif hingga YA, perihal alfa dan omega hingga semua sebelum semua, yang memaknai hidup setelah hidup, yang bukan sekedar tanah, yang tidur dan bersujud hingga berzikir diwaktu yang sama,

Yang memaknai akhir bukan sebatas awal masa, dia yang pahami kemegahan dunia sebatas penjara, dan yang mengerti hakikat ada sebelum ada ditakdirkan hadir sebagai ada, kudengar mereka yang cerdas berkata Seraya menghujat.

"Kalau ulama Kenapa tak tenar media ?"  
"Kalau ulama Kenapa tak bergelar dan tak berharta?"
"kalau ahli agama Kenapa dijauhi dunia?"

Fahamku seketika peka bahwa zaman ini adalah zaman serba gila, dimana manusia menggilakan yang waras dan mewaraskan yang gila, negasikan yang gaib sebagai ciptaan dan menjunjung setan berfisik sebagai raja di atas raja, menjunjung kedangkalan dan mendangkalkan kedalaman Kharisma, hatiku polos bertanya,

"Akankah alim yang Riya di cintai tuhanya ?",
"Kenapa manusia berani memaklukkan hingga menjara hak perogratif pencipta?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline