Lihat ke Halaman Asli

Cita-cita Jadi Tentara

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Ada enggak ya, penelitian apakah cita-cita jadi tentara saat ini masih menjadi tiga besar impian anak-anak kecil?

Waktu kecil saya punya cita-cita jadi tentara. Yang ada di benak saya, baju seragam dengan aneka badge kesatuan dan tanda pangkat. Memanggul senjata dan pakai helm baja. Bayangan saya, tentara itu sosok gagah dan pemberani. Ya, kayak gatotkaca-lah. :)

Karena terobsesi sosok impian itu, kadang kami suka berdebat dengan teman-teman yang punya cita-cita beda, jadi dokter atau pilot, misalnya.

"Dokter kan bisa mengobati orang sakit..." kata temanku yang tentu punya cita-cita jadi dokter.

"Pilot bisa terbang," timpal yang lain.

"Tentara punya senapan," kataku tanpa mau kalah

Ya, debat anak kecil yang tentu tak akan ada titik temunya. :) Bahkan ujung-ujungnya ada pasti ada ancaman dan intimidasi........

"Kalau nanti kamu sakit, tak saya obati lo."

"Ya...tak doorr, kamu..."

Karena nalar dan wawasan anak yang belum lengkap, saya tak membayangkan untuk jadi tentara yang militan butuh fisik, mental, dan disiplin yang kuat. Bangun pagi, olahraga, mandi, baru boleh sarapan. Untuk bisa mengenakan seragam, harus lulus beragam latihan yang rutin dan sangat melelahkan. Termasuk bertahan hidup di alam tanpa bekal memadahi.

Yang juga tak terbayangkan, tentara harus rela hidup di barak-barak dengan fasilitas yang minim, gaji kecil, bahkan jika sudah lepas tugas, harus rela diusir dari rumah dinas. Ya, enggak semua begitu sih. Banyak juga tentara dan purnawirawan yang hidup berkecukupan. Tapi rasanya kondisinya seperti sebuah piramida.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline